KAJIAN PENERAPAN GOV2.0 DI NEGARA BERKEMBANG KAWASAN ASIA DAN AFRIKA
Abstract
Revolusi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) terus berjalan dan merambah ke banyak aspek kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Interaksi manusia semakin dimudahkan dengan adanya sarana TIK, termasuk interaksi pemerintah dengan warga negara. Gov2.0 sebagai salah satu wujud interaksi dua arah antara pemerintah dengan warga negara semakin memudahkan aliran data dan informasi antara kedua entitas negara tersebut. Telah banyak negara yang mengoptimalkan Gov2.0 sebagai sarana interaksi dalam konsep e-Government. Negara berkembang (Developing Country) dan kurang berkembang (less developing country) yang memiliki penetrasi TIK yang rendah dan kurang merata terhadap akses perangkat teknologi digital (digital divide problem) membuat Gov2.0 tidak bisa berjalan dengan optimal. Setiap negara menghadapi tantangan yang berbeda-beda dalam menerapkan Gov2.0, sebagai konsekuensi dari perbedaan kondisi antar negara tersebut. Didalam penelitian ini dilakukan review terhadap bagaimana negara-negara berkembang menerapkan Gov 2.0 jika dibandingkan dengan negara maju (developed country). Hasilnya tergambar bahwa hampir setiap negara berkembang mengalami permasalahan berupa tantangan dan batasan yang hampir sama, yaitu bersumber dari kebijakan, keterbatasan infrastruktur dan adanya digital divide yang signifikan. Dari penelitian ini diperoleh gambaran bagaimana seharusnya Gov 2.0 dibangun dan diadaptasikan di negara berkembang dan kurang berkembang, yang bisa menjadi landasan pemanfaatan TIK untuk pembangunan negara berkembang.