Analisis Faktor-Faktor Kemiskinan di Kabupaten/Kota Daerah Istimewa Yogyakarta
Abstract
Permasalahan kemiskinan di 5 Kabupaten/Kota Daerah Istimewa Yogyakarta jika diukur dengan persentase penduduk miskin (Head Count Index) sudah mengalami penurunan namun cenderung lambat dalam tahun 2014-2019 dan permasalahan ini menjadi tantangan pemerintah karena masih tingginya tingkat kemiskinan pada peringkat pertama di Pulau Jawa dan di atas angka kemiskinan nasional. Hal ini terjadi karena jumlah penduduk yang mengalami peningkatan tiap tahunnya akan berdampak pada pengurangan jumlah tabungan rumah tangga, peningkatan IPM yang cenderung sangat lambat dan masih terdapat daerah yang tertinggal di bawah rata-rata nasional, upah minimum yang relatif rendah sehingga masyarakat kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup layaknya dan jumlah penyerapan tenaga kerja di DIY bergerak sangat lambatĀ karena masih terbatasnya jumlah lapangan kerja di DIY. Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi data panel dengan data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa jumlah penduduk, upah minimum, penyerapan tenaga kerja berpengaruh sedangkan IPM tidak berpengaruh terhadap kemiskinan. Saran untuk peneliti selanjutnya yaitu menambah variabel-variabel lain yang mempengaruhi kemiskinan sehingga menghasilkan penelitian yang lebih bermanfaat serta perbedaan hasil variable bebas yang digunakan harus dibuktikan lebih lanjut secara teori.