Mitigasi Konflik dengan Pendekatan Intelijen Perspektif Bencana Sosial Pada Kerusuhan Mei 1998
Abstract
Konflik social yang terjadi di Indonesia banyak ragamnya dan bermacam-macam penyebabnya. Hal ini
perlu keterlibatan intelijen dalam penanggulangan bencana sosial. Demikian juga yang terjadi pada saat
kasus kerusuhan Mei 1998 di Indonesia. Peristiwa ini merupakan salah satu bencana sosial terbesar
dalam sejarah Indonesia yang menimbulkan korban jiwa, kerusakan infrastruktur, dan trauma sosial
yang luas. Artikel menggunakan pendekatan studi kasus nasional untuk mengevaluasi efektivitas
intelijen dalam tiga tahap utama: deteksi dan antisipasi sebelum kerusuhan, pengumpulan dan
penggunaan informasi selama krisis, serta evaluasi pasca-kerusuhan dan reformasi kebijakan yang
menyertainya. Temuan menunjukkan bahwa intelijen Indonesia saat itu gagal menjalankan fungsi
peringatan dini secara optimal karena bias fokus pada stabilitas rezim, ketidakefisienan koordinasi, serta
adanya konflik internal di tubuh aparat keamanan. Kerusuhan tersebut menjadi momentum penting bagi
reformasi sektor intelijen dan keamanan di era pasca-Orde Baru, termasuk pembentukan Badan Intelijen
Negara (BIN), penguatan sistem deteksi dini, dan pengawasan demokratis terhadap aktivitas intelijen.
Artikel ini menegaskan bahwa keberhasilan intelijen dalam menghadapi bencana sosial bergantung pada
profesionalisme, integritas, dan koordinasi lintas sektor dalam menjaga keamanan nasional dan
kemanusiaan.