The Implicature and Maxim Violation on Kiky Saputri’s Roasting in Lapor Pak
Abstract
Penelitian ini mengeksplorasi penggunaan implikatur dan pelanggaran maksim sebagai strategi pragmatik dalam rosting politik, khususnya dalam sesi rosting yang dilakukan oleh Kiky Saputri di acara televisi Indonesia Lapor Pak. Studi kasus kualitatif dilakukan untuk menganalisis bagaimana bahasa tidak langsung digunakan untuk menyampaikan komentar yang humoris namun kritis terhadap tokoh politik. Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada interaksi verbal Kiky Saputri dengan mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, dalam segmen “ruang interogasi”. Mengacu pada teori implikatur dan Prinsip Kerja Sama dari Grice (1975), penelitian mengidentifikasi jenis implikatur serta pelanggaran terhadap empat maksim percakapan: Kuantitas, Kualitas, Relasi, dan Cara. Hasilnya menunjukkan bahwa implikatur partikularisasi paling dominan karena bergantung pada konteks dan pengetahuan bersama. Temuan juga menunjukkan bahwa maksim yang paling sering dilanggar adalah maksim relevansi, disusul oleh maksim kualitas, sedangkan maksim cara jarang dilanggar, dan maksim kuantitas tidak dilanggar sama sekali. Penelitian ini menyimpulkan bahwa implikatur dan pelanggaran maksim memperkuat daya retorika satire dalam media Indonesia, yang berfungsi sekaligus sebagai hiburan dan wacana politik

