https://journals.upi-yai.ac.id/index.php/ikraith-humaniora/issue/feedIKRA-ITH HUMANIORA : Jurnal Sosial dan Humaniora2025-10-23T04:45:10+07:00Sularso Budilaksonosularso@upi-yai.ac.idOpen Journal Systems<div id="gt-src-c" class="g-unit"> <div id="gt-src-p"> <div id="gt-src-wrap" class=""> <p>The Ikra-ith Humanities Journal is the Journal of Human Sciences, published by Universitas Persada Indonesia YAI. This scientific journal is a means of pouring out the thoughts of people who are involved in the field of Humanities, especially Communication, Management, Economics, Psychology and other social sciences. May the presence of this scientific journal help in the development and dissemination of social sciences and the humanities. 3x in a year in March, July and November every year.</p> <p>P-ISSN : <a title="2597-5064" href="http://issn.pdii.lipi.go.id/issn.cgi?daftar&1503564227&1&&" target="_blank" rel="noopener">2597-5064</a></p> <p>E-ISSN : <a title="2654-8062" href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1539937343" target="_blank" rel="noopener">2654-8062</a></p> <p> DOI : <a href="https://doi.org/10.37817/ikraith-humaniora">10.37817/ikraith-humaniora</a></p> <p><em><strong>Akreditasi Jurnal:</strong></em></p> <a title="SINTA 5" href="https://sinta.kemdikbud.go.id/journals/profile/5730" target="_blank" rel="noopener"><img src="/public/site/images/jafar_octo/Sertifikat_akreditasi_Humaniora_001.png"></a><br> <p> </p> </div> </div> </div>https://journals.upi-yai.ac.id/index.php/ikraith-humaniora/article/view/5570Pengaruh Kontrol Diri dan Fear Of Missing Out Terhadap Adiksi Media Sosial (TikTok) Pada Siswa Di SMAI PB Soedirman Kota Bekasi2025-10-23T04:41:44+07:00Nana Aprilia Kartinanana.aprilia0804@gmail.comEvi Syafrida Nasutionevi.syafrida.nasution@upi-yai.ac.id<p>Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh kontrol diri dan FoMO<br>terhadap perilaku adiksi media sosial TikTok pada siswa SMAI PB Soedirman<br>Bekasi. Penelitian ini melibatkan 121 siswa sebagai partisipan. Data dikumpulkan<br>melalui penggunaan skala Likert, sedangkan eknik pengambilan sampel yang<br>digunakan adalah Simple Random Sampling. Data dianalisis menggunakan aplikasi<br>JASP 0.18.1.0 for Windows, dan hasil regresi memperlihatkan bahwa terdapat<br>pengaruh dengan arah negatif yang signifikan antara kontrol diri dan adiksi sebesar<br>-1,025 t sebesar -11,436 dengan p = <0,001 dan terdapat pengaruh dengan arah<br>positif yang signifikan antara FoMO dengan Adiksi sebesar 1.108 t sebesar 3.085<br>dengan p =<0,001 Hal ini mengarah pada Kesimpulan keduanya memiliki pengaruh<br>kontrol diri FoMO terhadap Terhadap Adiksi Media Sosial TikTok Pada Siswa Di<br>SMAI PB Soedirman Bekasi.<br>Kata kunci: Kontrol Diri, Fear Of Missing Out, Adiksi Media Sosial</p>2026-07-01T00:00:00+07:00Copyright (c) https://journals.upi-yai.ac.id/index.php/ikraith-humaniora/article/view/5571Implementasi Digital Marketing terhadap Perkembangan UMKM XYZ di Bangkinang Kota2025-10-23T04:41:48+07:00Doli Apriansyahnurkholis11151996@gmail.comNurkholisnurkholis11151996@gmail.comRahmad Akbarnurkholis11151996@gmail.comHayatul Khairul Rahmatnurkholis11151996@gmail.com<p>Penelitian digital marketing bertujuan untuk menganalisis pengaruh strategi pemasaran digital<br>terhadap perkembangan UMKM XYZ di Bangkinang Kota. Data penelitian dikumpulkan melalui<br>kuesioner yang dibagikan kepada 68 responden yang merupakan pelanggan UMKM. Hasil<br>analisis deskriptif menunjukkan bahwa media sosial menjadi saluran utama konsumen mengenal<br>UMKM dengan persentase 64,7%, sedangkan rekomendasi keluarga/teman, pengamatan<br>langsung, marketplace, dan sumber lain memberikan kontribusi lebih kecil. Uji reliabilitas dengan<br>Cronbach’s Alpha memperoleh nilai α ≥ 0,7 yang menandakan instrumen penelitian bersifat<br>reliabel. Uji korelasi Pearson menghasilkan nilai r = 0,79 ini menunjukkan adanya hubungan kuat<br>dan positif antara penerapan digital marketing dan perkembangan UMKM. Sementara itu, analisis<br>regresi linier sederhana menghasilkan persamaan Y = 1,285 + 0,998X dengan koefisien<br>determinasi (R²) sebesar 0,628. Artinya, digital marketing mampu menjelaskan 62,8% variasi<br>perkembangan UMKM, sedangkan sisanya 37,2% dipengaruhi faktor lain. Temuan ini<br>menegaskan bahwa digital marketing, khususnya melalui media sosial, berperan penting,<br>meningkatkan pertumbuhan, daya saing dan keberlanjutan UMKM XYZ.<br>Kata Kunci: Digital Marketing; Media Sosial; UMKM.</p>2026-07-01T00:00:00+07:00Copyright (c) https://journals.upi-yai.ac.id/index.php/ikraith-humaniora/article/view/5572REPRESENTASI GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KARAKTER MOKO DALAM FILM “1 KAKAK 7 PONAKAN”2025-10-23T04:41:51+07:00Vioretha Alya Amanyvioretha.alya.amany-2023@vokasi.unair.ac.idAmaliyahamaliyah@vokasi.unair.ac.id<p>Kepemimpinan adalah faktor krusial yang menentukan suksesnya sebuah tim, karena<br>pemimpin berperan dalam mengarahkan, memotivasi, dan membangun interaksi sosial agar tujuan<br>bersama dapat tercapai. Kepemimpinan transformasional umumnya dikaitkan dengan lingkungan<br>organisasi yang bersifat formal, namun penelitian ini berfokus pada bagaimana kepemimpinan<br>transformasional direpresentasikan dan diterapkan dalam konteks keluarga. Film 1 Kakak 7<br>Ponakan menampilkan karakter Moko sebagai figur pengganti orang tua yang merepresentasikan<br>gaya kepemimpinan transformasional melalui interaksi dan tanggung jawabnya terhadap<br>keponakannya. Penelitian ini bertujuan untuk mendalami representasi kepemimpinan<br>transformasional serta dimensinya yang ditampilkan melalui karakter Moko sebagai pengganti<br>pemimpin keluarga. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kualitatif yang menekankan<br>pada pemaknaan, interpretasi, serta representasi nilai-nilai kepemimpinan transformasional dalam<br>film tersebut. Data diperoleh melalui dokumentasi, observasi visual dan verbal, serta studi pustaka<br>terkait teori kepemimpinan transformasional. Temuan penelitian mengindikasikan bahwa karakter<br>Moko mencerminkan ketiga aspek kepemimpinan transformasional, yaitu idealized influence,<br>inspirational motivation, individualized consideration, serta perubahan transformasional dalam<br>keluarga. Temuan ini membuktikan bahwa kepemimpinan transformasional tidak hanya relevan<br>dalam organisasi formal, tetapi juga efektif diterapkan dalam institusi terkecil, yakni keluarga.<br>Kata kunci : Kepemimpinan Transformasional, Konteks Keluarga, Analisis Karakter,<br>Penelitian Kualitatif</p>2026-07-01T00:00:00+07:00Copyright (c) https://journals.upi-yai.ac.id/index.php/ikraith-humaniora/article/view/5574Peran Fear Of Missing Out dan Adiksi Media Sosial Terhadap Phubbing Remaja Akhir Pengguna TikTok2025-10-23T04:41:58+07:00Gina RobbiniGina.2124090034@upi-yai.ac.idAnizar RahayuAnizar.rahayu@upi-yai.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan agar memahami peran fear of missing out (FoMO) dan adiksi media sosial sebagai<br>variabel independen terhadap perilaku phubbing sebagai variabel dependen pada remaja akhir pengguna<br>TikTok di Jakarta. Metode penelitian memakai pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi linear sederhana<br>dan berganda melalui aplikasi JASP 0.18.1.0. Populasi penelitian adalah remaja berusia 18–22 tahun yang<br>aktif menggunakan TikTok, dengan sampel berjumlah 185 responden yang dipilih menggunakan teknik<br>purposive sampling. Instrumen penelitian meliputi skala phubbing, skala fear of missing out, dan skala adiksi<br>TikTok. Hasil analisis regresi sederhana menunjukkan bahwa fear of missing out berperan positif serta<br>signifikan terhadap perilaku phubbing dengan nilai R² = 0,696 (p < 0,001). Adiksi media sosial juga berperan<br>positif dan signifikan terhadap perilaku phubbing dengan nilai R² = 0,723 (p < 0,001). Secara simultan, fear<br>of missing out dan adiksi media sosial berkontribusi terhadap perilaku phubbing dengan nilai R² = 0,779 (p<br>< 0,001). Hal ini menunjukkan bahwa 77,9% variabilitas perilaku phubbing dapat dijelaskan secara simultan<br>oleh fear of missing out dan adiksi media sosial. Secara rinci, kontribusi fear of missing out sebesar 5,6%,<br>sedangkan adiksi media sosial memberikan kontribusi sebesar 72,3%. Sementara itu, 22,1% sisanya<br>dipengaruhi oleh faktor lain di luar model penelitian. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa faktor<br>psikososial seperti fear of missing out dan adiksi media sosial berpengaruh kuat terhadap terbentuknya<br>perilaku phubbing pada remaja akhir pengguna TikTok di era digital.<br>Kata kunci : Fear Of Missing Out (FoMO), Adiksi Media Sosial, Phubbing, TikTok, Remaja Akhir</p>2026-07-01T00:00:00+07:00Copyright (c) https://journals.upi-yai.ac.id/index.php/ikraith-humaniora/article/view/5575Strategi Gaya Kepemimpinan Visioner Karakter Utama Ray Kroc Dalam Film The Founder2025-10-23T04:42:02+07:00Callista Ghita Salsabillahcallista.ghita.salsabillah-2023@vokasi.unair.ac.idAmaliyahamaliyah@vokasi.unair.ac.idErindah Dimisyqiyanierindah-dimisyqiyani@vokasi.unair.ac.idGagas Gayuh Ajigagas.gayuh.aji@vokasi.unair.ac.idRizky Amalia Sinulinggarizkyamalia@vokasi.unair.ac.id<p>Kepemimpinan visioner menjadi aspek penting dalam pengelolaan organisasi modern, termasuk dalam<br>konteks bisnis global. Penelitian ini berangkat dari rumusan masalah mengenai bagaimana gaya kepemimpinan<br>visioner ditampilkan dalam film The Founder (2016). Tujuan penelitian ini untuk menganalisis representasi<br>kepemimpinan visioner yang diperankan oleh karakter Ray Kroc dan memahami relevansinya dengan<br>praktik kepemimpinan nyata. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan subjek utama karakter<br>Ray Kroc dan objek penelitian film The Founder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ray Kroc menampilkan<br>ciri kepemimpinan visioner melalui kemampuan merumuskan visi yang jelas, menginspirasi mitra<br>bisnis, serta mengambil keputusan strategis berbasis peluang jangka panjang. Inovasi waralaba McDonald’s,<br>komunikasi persuasif, serta keberanian menghadapi risiko terbukti menjadi faktor kunci ekspansi bisnis<br>hingga skala global. Selain itu, gaya kepemimpinan tersebut berimplikasi pada penciptaan motivasi kolektif,<br>kepercayaan, dan orientasi terhadap tujuan besar yang berkelanjutan. Penelitian ini memberikan kontribusi<br>pada pemahaman mengenai praktik kepemimpinan visioner dalam konteks bisnis sekaligus mendukung pencapaian<br>Sustainable Development Goals (SDG 8) terkait pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi. Studi<br>selanjutnya dapat memperluas analisis dengan membandingkan representasi kepemimpinan visioner dalam<br>film lain atau konteks organisasi yang berbeda.<br>Kata kunci : Kepemimpinan Visioner, Strategi Bisnis, The Founder, Keputusan Strategis, Ekspansi<br>Waralaba</p>2026-07-01T00:00:00+07:00Copyright (c) https://journals.upi-yai.ac.id/index.php/ikraith-humaniora/article/view/5576Implementasi Gaya Kepemimpinan Transformasional Emily Cooper dalam Dunia Multikultural Film Emily in Paris2025-10-23T04:42:06+07:00Mariska Caela PranataniaMariska.caela.pranatania-2023@vokasi.unair.ac.idAmaliyahamaliyah@vokasi.unair.ac.idErindah Dimisqiyanierindah-dimisyqiyani@vokasi.unair.ac.idGagas Gayuh Ajigagas.gayuh.aji@vokasi.unair.ac.idRizky Amalia Sinulinggarizkyamalia@vokasi.unair.ac.id<p>Kepemimpinan transformasional menjadi krusial dalam mengelola dinamika organisasi di era<br>global yang ditandai oleh keragaman budaya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan<br>implementasi gaya kepemimpinan transformasional yang ditunjukkan oleh tokoh Emily Cooper<br>dalam serial Emily in Paris dan menganalisis pengaruhnya terhadap dinamika lingkungan<br>multikultural. Selain itu, penelitian ini juga mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat<br>dalam penerapannya. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan teknik pengumpulan data<br>melalui observasi, dokumentasi adegan film, dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan<br>bahwa Emily Cooper menerapkan keempat dimensi kepemimpinan transformasional: stimulasi<br>intelektual melalui ide-ide kreatif, motivasi inspirasional dengan sikap optimisnya, pengaruh ideal<br>lewat integritas dan keteladanan, serta perhatian individual dengan menunjukkan empati. Penerapan<br>gaya kepemimpinan ini secara positif mempengaruhi dinamika tim dengan mampu mengurangi<br>ketegangan budaya, membangun kepercayaan, dan menciptakan lingkungan yang lebih inklusif.<br>Faktor pendukung utamanya adalah optimisme dan keterbukaan Emily, sedangkan faktor<br>penghambatnya adalah stereotip budaya dan resistensi dari rekan kerja yang memandangnya sebagai<br>orang luar.<br>Kata kunci : Kepemimpinan Transformasional, Lingkungan Multikultural, Emily in Paris,<br>Analisis Kualitatif, Komunikasi Lintas Budaya.</p>2026-07-01T00:00:00+07:00Copyright (c) https://journals.upi-yai.ac.id/index.php/ikraith-humaniora/article/view/5577Implementasi Strategi Kepemimpinan Inklusif dalam Membangun Motivasi Atlet Paralimpiade Pada Film Rising Phoenix (2020)2025-10-23T04:42:09+07:00Resty Amanda Putriamaliyah@vokasi.unair.ac.idAmaliyahamaliyah@vokasi.unair.ac.idErindah Dimisyqiyanierindah-dimisyqiyani@vokasi.unair.ac.id<p>Kepemimpinan inklusif menjadi semakin relevan dalam konteks keberagaman, terutama bagi<br>kelompok rentan seperti penyandang disabilitas. Film dokumenter Rising Phoenix (2020)<br>merepresentasikan bagaimana nilai kepemimpinan inklusif hadir dalam dunia olahraga, khususnya<br>Paralimpiade, sebagai upaya untuk menegaskan bahwa keterbatasan fisik tidak menghalangi<br>pencapaian prestasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk implementasi strategi<br>kepemimpinan inklusif dalam film Rising Phoenix (2020), menilai kontribusinya dalam<br>membangun motivasi atlet Paralimpiade, serta mengidentifikasi faktor penghambat dalam<br>penerapannya. Metode penelitian yang digunakan adalah dokumentasi dengan menganalisis scene,<br>narasi, dan dialog yang relevan untuk menjawab rumusan masalah. Hasil penelitian menunjukkan<br>bahwa kepemimpinan inklusif ditunjukkan melalui pemberian kesempatan setara bagi atlet difabel,<br>penyediaan panggung untuk menginspirasi masyarakat, serta dukungan emosional yang<br>membangkitkan kembali motivasi atlet. Kepemimpinan ini tidak hanya memengaruhi individu,<br>tetapi juga berdampak pada perubahan pandangan sosial terhadap penyandang disabilitas, sejalan<br>dengan nilai SDGs 10 tentang pengurangan kesenjangan. Tantangan berupa keterbatasan dana<br>pada Paralimpiade Rio 2016 juga berhasil diatasi melalui strategi kolaboratif para pemimpin, yang<br>menunjukkan optimisme dan komitmen terhadap keberhasilan acara. Temuan ini menegaskan<br>bahwa kepemimpinan inklusif dapat menjadi inspirasi bagi organisasi dalam menciptakan<br>lingkungan yang suportif dan setara. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan<br>metode analisis yang lebih komprehensif, serta memperluas objek kajian dengan membandingkan<br>film sejenis agar menghasilkan pemahaman yang lebih mendalam.<br>Kata kunci : kepemimpinan inklusif, motivasi, Paralimpiade, disabilitas, Rising Phoenix</p>2026-07-01T00:00:00+07:00Copyright (c) https://journals.upi-yai.ac.id/index.php/ikraith-humaniora/article/view/5578Pengaruh Kecerdasan Emosi Dan Dukungan Sosial Terhadap Burnout Pada Care Giver Sasana Werdha Bogor2025-10-23T04:42:12+07:00Hanan Alibajeberh@gmail.comTanti Susilarinitanti.susilarini@upi-yai.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosi dan dukungan sosial terhadap<br>burnout pada Care Giver Sasana Werdha Hunian X di Sentul Bogor dengan pendekatan kuantitatif. Sampel<br>dalam penelitian ini berjumlah 45 orang yang diperoleh menggunakan teknik total sampling. Metode<br>pengumpulan data dilakukan melalui skala Likert, yaitu skala kecerdasan emosi, dukungan sosial dan<br>burnout. Pengolahan data menggunakan program JASP 19.0 for Windows. Berdasarkan hasil uji<br>regresi sederhana dan berganda, ditemukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dengan nilai (r =<br>0,200 dan P = 0,188 < 0,05) kecerdasan emosi dengan burnout, yang berarti kecerdasan emosi<br>berpengaruh dengan tingkat burnout. Demikian pula, terdapat pengaruh signifikan dengan nilai (r = 0.449<br>dan p = 0.002<0,05) dukungan sosial dengan burnout, menumbuhkan rasa percaya dan keyakinan<br>terhadap kemampuan diri dalam menghadapi berbagai tantangan dapat mengurangi risiko seseorang<br>mengalami burnout. Hasil uji regresi berganda menunjukkan bahwa kecerdasan emosi dan dukungan<br>sosial secara bersama-sama memiliki pengaruh signifikan dengan burnout dengan nilai (r = 0,484 dan<br>p= 0.004<0,05). Hasil analisis regresi stepwise menunjukkan bahwa kontribusi dukungan sosial<br>adalah sebesar 18,3%, dengan hasil R square sebesar 0,183.Sisanya yaitu 81,7% dijelaskan oleh<br>variabel-variabel lain di luar model penelitian ini.<br>Kata Kunci: Kecerdasan emosi; Dukungan Sosial; Burnout</p>2026-07-01T00:00:00+07:00Copyright (c) https://journals.upi-yai.ac.id/index.php/ikraith-humaniora/article/view/5579Identifikasi Gaya Kepemimpinan Tokoh-Tokoh Dalam Film Raya And The Last Dragon2025-10-23T04:42:17+07:00Kartika Putrikartika.putri-2023@vokasi.unair.ac.idRizky Amalia Sinulinggarizkyamalia@vokasi.unair.ac.idErindah Dimisyqiyanierindah-dimisyqiyani@vokasi.unair.ac.idAmaliyahamaliyah@vokasi.unair.ac.idGagas Gayuh Ajigagas.gayuh.aji@vokasi.unair.ac.id<p>Kepemimpinan memiliki peran penting dalam organisasi maupun masyarakat karena<br>mampu memengaruhi, mengarahkan, dan memotivasi pengikut. Pola perilaku pemimpin<br>dalam memengaruhi orang lain untuk menyelesaikan tugas dan mencapai tujuan dikenal<br>sebagai gaya kepemimpinan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi gaya kepemimpinan<br>yang ditampilkan tokoh-tokoh dalam film serta menelaah gaya kepemimpinan yang paling<br>menonjol dan pengaruhnya terhadap penyelesaian konflik. Penelitian ini menggunakan<br>metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan naratif. Data diperoleh melalui observasi<br>adegan, dialog, dan interaksi antar tokoh yang kemudian dianalisis berdasarkan teori<br>kepemimpinan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa gaya<br>kepemimpinan yang muncul dalam film ini melalui tokoh-tokohnya. Raya sebagai tokoh<br>utama menampilkan kepemimpinan transformasional, Benja memperlihatkan<br>kepemimpinan demokratis, dan Sisu merepresentasikan kepemimpinan kolaboratif<br>berbasis kepercayaan. Namun, tidak semua gaya kepemimpinan dalam film sepenuhnya<br>konsisten dengan teori; terdapat kontradiksi antara idealisme tokoh dengan tindakan nyata<br>mereka, terutama pada saat krisis kepercayaan. Dalam film ini terdapat satu gaya<br>kepemimpinan yang paling menonjol yaitu gaya kepemimpinan kolaboratif berbasis<br>kepercayaan yang menjadi fondasi utama dalam penyelesaian konflik dan persatuan<br>Kumandra. Hal ini memperlihatkan bahwa kepercayaan, kerja sama, dan dialog terbuka<br>merupakan kunci keberhasilan kepemimpinan. Temuan ini menunjukkan bahwa film dapat<br>merefleksikan nilai-nilai kepemimpinan yang relevan dengan kehidupan nyata serta<br>menjadi sarana pembelajaran. Untuk penelitian selanjutnya dapat memperluas kajian<br>dengan melakukan analisis serupa pada film lain agar diperoleh gambaran lebih luas<br>mengenai penerapan gaya kepemimpinan dalam karya budaya populer.<br>Kata kunci : kepemimpinan, kepemimpinan transformasional, kepemimpinan<br>demokrasi, kepemimpinan kolaboratif, Raya And The Last Dragon</p>2026-07-01T00:00:00+07:00Copyright (c) https://journals.upi-yai.ac.id/index.php/ikraith-humaniora/article/view/5580Representasi Peran Ayah Dalam “Film Ngeri-Ngeri Sedap”2025-10-23T04:42:56+07:00Dierra Bulan Setiawandierra.bulan.setiawan-2023@vokasi.unair.ac.idKartika Putrikartika.putri-2023@vokasi.unair.ac.idGagas Gayuh Ajigagas.gayuh.aji@vokasi.unair.ac.idAmaliyahamaliyah@vokasi.unair.ac.idRizky Amalia Sinulinggarizkyamalia@vokasi.unair.ac.idErindah Dimisyqiyanierindah-dimisyqiyani@vokasi.unair.ac.id<p>Film Ngeri-Ngeri Sedap (2022) karya Bene Dion Rajagukguk menawarkan representasi yang kaya<br>dan kompleks mengenai figur ayah dalam konteks keluarga Batak modern. Penelitian ini bertujuan<br>untuk menganalisis representasi peran ayah yang diperankan oleh karakter Sahat Simatupang.<br>Metode yang digunakan adalah analisis naratif dan semiotik untuk mengurai tanda-tanda visual,<br>dialog, dan alur cerita yang membangun karakter tersebut. Temuan penelitian mengungkapkan<br>kontradiksi yang mendalam dalam representasi peran ayah. Di satu sisi, ayah digambarkan sebagai<br>sosok yang otoriter, kaku, dan berpegang teguh pada adat istiadat (nilai-nilai hamoraon, hagabeon,<br>hasangapon) sebagai bentuk otoritas tradisionalnya. Namun, di sisi lain, film ini justru secara<br>simultan mendekonstruksi otoritas tersebut dengan menampilkan sisi kerentanan, ketakutan, dan<br>kegelisahan sang ayah sebagai manusia biasa. Kontradiksi ini mencapai puncaknya dalam tindakantindakan<br>ayah yang justru melanggar norma yang ia perjuangkan, semua dilakukan atas dasar cinta<br>dan keinginan untuk mempersatukan keluarga. Simpulan dari penelitian ini adalah bahwa Ngeri-<br>Ngeri Sedap berhasil mempresentasikan sebuah paradoks: sosok ayah tidak lagi ditempatkan sebagai<br>figur yang monolitik dan sempurna, tetapi sebagai individu yang rapuh yang otoritasnya justru<br>diperkuat dan dianggap manusiawi precisely karena pengakuan atas kelemahan dan kontradiksi<br>dalam dirinya. Film ini merepresentasikan pergeseran makna keayahan dari sebuah otoritas mutlak<br>menuju otoritas yang empatik dan manusiawi.<br>Kata kunci : Representasi, Peran Ayah, Keluarga, Otoritas, Kerentanan, Ngeri-Ngeri Sedap.</p>2026-07-01T00:00:00+07:00Copyright (c) https://journals.upi-yai.ac.id/index.php/ikraith-humaniora/article/view/5581Relevansi Kepemimpinan Transformasional bagi Pendidikan dan Organisasi Modern dalam Film Laskar Pelangi 20082025-10-23T04:42:59+07:00Eky Berlianeky.berlian-2023@vokasi.unair.ac.idKartika Putrikartika.putri-2023@vokasi.unair.ac.idRizky Amalia Sinulinggarizkyamalia@vokasi.unair.ac.idErindah Dimisyqiyanierindah-dimisyqiyani@vokasi.unair.ac.idAmaliyahamaliyah@vokasi.unair.ac.idGagas Gayuh Ajigagas.gayuh.aji@vokasi.unair.ac.id<p>Kepemimpinan memainkan peran penting dalam membentuk arah, motivasi, dan keberhasilan<br>suatu kelompok, baik dalam pendidikan maupun dalam lingkungan organisasi. Penelitian ini<br>bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk kepemimpinan transformasional dalam film<br>Laskar Pelangi (2008) serta menganalisis relevansinya bagi pendidikan dan organisasi modern.<br>Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan analisis isi (qualitative content<br>analysis). Data dikumpulkan melalui pengamatan terhadap adegan, dialog, dan interaksi tokoh<br>dalam film, serta dilengkapi dengan literatur terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa<br>kepemimpinan transformasional dalam film tersebut tercermin melalui empat dimensi utama:<br>pengaruh ideal, motivasi inspiratif, stimulasi intelektual, dan perhatian individual.<br>Dimensi-dimensi tersebut tampak dalam sosok teladan Bu Muslimah dan Pak Harfan, motivasi<br>yang diberikan kepada murid-muridnya, perhatiannya terhadap kebutuhan individu, serta<br>dorongannya untuk berpikir kritis dan kreatif. Dalam konteks pendidikan modern, kepemimpinan<br>transformasional relevan dalam membentuk guru yang mampu menumbuhkan optimisme dan<br>mengembangkan potensi siswa. Sementara itu, dalam organisasi modern, kepemimpinan ini<br>berperan penting dalam membangun integritas, meningkatkan motivasi, serta mendorong<br>terciptanya inovasi.<br>Kata kunci: Kepemimpinan, Kepemimpinan transformasional, Film Laskar Pelangi</p>2026-07-01T00:00:00+07:00Copyright (c) https://journals.upi-yai.ac.id/index.php/ikraith-humaniora/article/view/5582Gaya Kepemimpinan Transformasional dan situasional Kartini: Representasi Perubahan Pola Pikir Perempuan dalam Film Kartini 20172025-10-23T04:43:02+07:00Nur Farichanur.faricha-2023@vokasi.unair.ac.idKartika Putrikartika.putri-2023@vokasi.unair.ac.idRizky Amalia Sinulinggarizkyamalia@vokasi.unair.ac.idErindah Dimisyqiyanierindah-dimisyqiyani@vokasi.unair.ac.idAmaliyahamaliyah@vokasi.unair.ac.idGagas Gayuh Ajigagas.gayuh.aji@vokasi.unair.ac.id<p>Kepemimpinan pada dasarnya adalah kemampuan seseorang dalam mempengaruhi, mengarahkan, serta<br>menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Penelitian ini bertujuan untuk memahami gaya<br>kepemimpinan transformasional dan situasional yang ditunjukkan tokoh Kartini dalam film Kartini (2017),<br>serta bagaimana kepemimpinan tersebut merepresentasikan perubahan pola pikir perempuan pada masa<br>kolonial. Namun, kepemimpinan perempuan pada masa itu tidaklah mudah karena masih kuatnya budaya<br>patriarki yang membatasi ruang gerak perempuan, sehingga strategi kepemimpinan yang digunakan menjadi<br>hal yang menarik untuk ditelaah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik<br>observasi non-partisipan dan dokumentasi untuk mengkaji adegan-adegan yang relevan. Hasil penelitian<br>menunjukkan bahwa Kartini memiliki gaya kepemimpinan transformasional yang tercermin dari visinya<br>untuk kebebasan berpikir, keberanian memperjuangkan pendidikan, dan kemampuannya menginspirasi<br>orang-orang di sekitarnya. Selain itu, Kartini juga menerapkan kepemimpinan situasional dengan<br>menyesuaikan strategi perjuangannya terhadap kondisi sosial dan budaya patriarki yang membatasi<br>perempuan Jawa. Kedua gaya kepemimpinan ini menjadikan Kartini sosok pemimpin yang mampu<br>membawa perubahan pola pikir perempuan menuju kesetaraan, khususnya dalam bidang pendidikan dan<br>peran sosial.<br>Kata kunci : Kepemimpinan, Kepemimpinan transformasional, Kepemimpinan situasional, Kartini</p>2026-07-01T00:00:00+07:00Copyright (c) https://journals.upi-yai.ac.id/index.php/ikraith-humaniora/article/view/5583Implementasi Nilai-Nilai Gaya Kepemimpinan Demokratis dalam Film “Demon Slayer: Mugen Train”2025-10-23T04:43:05+07:00Amaranggana Putri Ramadhaniamaranggana.putri.ramadhani-2023@vokasi.unair.ac.idKartika Putrikartika.putri-2023@vokasi.unair.ac.idErindah Dimisyqiyanierindah-dimisyqiyani@vokasi.unair.ac.idAmaliyahamaliyah@vokasi.unair.ac.idGagas Gayuh Ajigagas.gayuh.aji@vokasi.unair.ac.idRizky Amalia Sinulinggarizkyamalia@vokasi.unair.ac.id<p>Gaya kepemimpinan merupakan perilaku seorang pemimpin dalam upaya mempengaruhi perilaku dan<br>aktivitas orang lain. Studi ini tidak hanya menunjukkan strategi gaya kepemimpinan demokratis, tetapi juga<br>memberikan gambaran tentang nilai-nilai kepemimpinan demokratis di antara karakter dalam film Demon<br>Slayer: Mugen Train. Studi ini menggunakan metode kualitatif dan teknik observasi untuk mengamati<br>bagaimana film Demon Slayer: Mugen Train menerapkan gaya kepemimpinan demokratis yang dapat<br>mempengaruhi kinerja anggota dan nilai-nilai kepemimpinan demokratis dalam film. Pengamatan<br>menunjukkan bahwa Rengoku adalah pemimpin yang membutuhkan tim untuk membantunya mencapai<br>tujuan berdasarkan kesepakatan bersama. Rengoku membagi tugas dan memotivasi tim, serta memberikan<br>kepercayaan dan arahan dalam menyelesaikan masalah. Motivasi memiliki dampak yang signifikan,<br>memungkinkan tim bekerja sama dan berpartisipasi aktif dalam melaksanakan tugas, bahkan dalam situasi<br>krisis. Selain itu, rasa tanggung jawab Rengoku membantu mempertahankan tim, yang meningkatkan<br>kinerja pemecahan masalah dengan memberikan contoh bagi tim dalam memenuhi tanggung jawab<br>bersama. Film ini menyampaikan pesan tentang gaya kepemimpinan yang dapat diterapkan dalam<br>organisasi dan kehidupan sehari-hari. Melalui Demon Slayer: Mugen Train, penonton dapat menyimpulkan<br>gaya kepemimpinan dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam film tersebut dan menerapkan gaya<br>kepemimpinan demokratis dalam kehidupan nyata.<br>Kata kunci : Kepemimpinan, kepemimpinan demokratis, film Demon Slayer: Mugen Train</p>2026-07-01T00:00:00+07:00Copyright (c) https://journals.upi-yai.ac.id/index.php/ikraith-humaniora/article/view/5584Emotional Intelligence Sebagai Mediator antara Personality Traits dan Social Support terhadap Psychological Well Being Pada Warga Binaan Pemasyarakatan Penyalahgunaan Napza pada Lapaz Wanita Kelas IIA Pondok Bambu2025-10-23T04:43:11+07:00Sisri Dewitasisridewita.adiaknyorizal@gmail.comMori Vurqaniatimori.vurqaniati@upi-yai.ac.id<p>Di Indonesia, Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Bahan Adiktif (NAPZA) telah<br>digolongkan sebagai tindak pidana luar biasa, yang berdampak terjadinya overkapasitas disejumlah<br>Lembaga Pemasyarakatan. Kondisi ini membuat WBP penyalahgunaan NAPZA rentan terhadap<br>masalah Psychological Well-being, yang mendorong pentingnya penelitian untuk mengidentifikasi<br>Psychological Well-being, Emotional Intelligence, Personality trait dan Social Support pada warga<br>binaan pemasyarakatan penyalahgunaan NAPZA di Lapas Wanita kelas IIA Pondok Bambu.<br>Sampel penelitian ini berjumlah 140 responden. Instrument yang digunakan adalah terjemahan dari<br>versi 18 item Skala Ryff’s psychological well-being Swedia (Garcia dan Siddiqui, 2009), Instrumen<br>Emotional diterjemahkan dari skala Trait Meta-Mood Scale oleh Fernández-Berrocal, Extremera,<br>& Ramos (2004), Big Fife IPIP-BFM-25 dari Akhtar, H. & Azwar, S. (2018), serta skala Social<br>Support yang dirumuskan berdasarkan teori yang dikemukakan Sarafino & Smith. Analisis yang<br>digunakan adalah analisis jalur untuk melihat apakah ada pengaruh variabel independen dan variable<br>mediator terhadap variabel Dependen. Berdasarkan analisis terdapat pengaruh dari Variable<br>independen ke Variabel dependen dan variable mediator, variabel mediator kepada variabel<br>dependen. Namun efek mediasi dari variabel mediator hanya memediasi variabel Personality Trait<br>ke psychological well-being dan tidak memediasi social support ke psychological well-being.<br>Kata kunci : Psychological Well-being, Emotional Intelligence, Personality trait dan Social<br>Support</p>2026-07-01T00:00:00+07:00Copyright (c) https://journals.upi-yai.ac.id/index.php/ikraith-humaniora/article/view/5585Representasi Gaya Kepemimpinan Visioner B.J. Habibie dalam Film BJ. Habibie & Ainun (2012) di Era Digitalisasi2025-10-23T04:43:14+07:00Artika Suci Fauliaartika.suci.faulia-2023@vokasi.unair.ac.idKartika Putrikartika.putri-2023@vokasi.unair.ac.idRizky Amalia Sinulinggarizkyamalia@vokasi.unair.ac.idAmaliyahamaliyah@vokasi.unair.ac.idErindah Dimisyqiyanierindah-dimisyqiyani@vokasi.unair.ac.idGagas Gayuh Ajigagas.gayuh.aji@vokasi.unair.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk memahami representasi gaya kepemimpinan visioner B.J. Habibie<br>dalam film B.J. Habibie & Ainun serta relevansinya dengan kebutuhan kepemimpinan di era digital.<br>Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, di mana data diperoleh<br>melalui studi pustaka, penelusuran literatur akademik, serta pemaknaan terhadap adegan-adegan<br>yang merepresentasikan nilai kepemimpinan visioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa film<br>B.J. Habibie & Ainun menggambarkan Habibie sebagai pemimpin visioner yang memiliki visi<br>jangka panjang, inovatif, berintegritas, serta mampu menginspirasi pengikutnya. Generasi masa kini<br>memandang gaya kepemimpinan Habibie tetap relevan, tetapi perlu dilengkapi dengan kemampuan<br>adaptasi terhadap teknologi digital, pengambilan keputusan yang cepat, serta kolaborasi yang lebih<br>terbuka. Interpretasi nilai-nilai kepemimpinan visioner yang ditampilkan dalam film dapat dimaknai<br>sebagai prinsip penting dalam membangun kepemimpinan modern yang adaptif, progresif, dan<br>berlandaskan etika. Dengan demikian, film ini tidak hanya berfungsi sebagai karya sinematis, tetapi<br>juga sebagai media edukatif yang menginspirasi generasi muda dalam memahami urgensi<br>kepemimpinan visioner di era globalisasi.<br>Kata Kunci: Kepemimpinan visioner, Era digital, B.J. Habibie, Habibie & Ainun, Representasi,<br>Teknologi.</p>2026-07-01T00:00:00+07:00Copyright (c) https://journals.upi-yai.ac.id/index.php/ikraith-humaniora/article/view/5586Representasi Kepemimpinan Diri dalam Pengambilan Keputusan Emosional Tokoh Riley pada Film Inside Out 22025-10-23T04:43:18+07:00Aprilia Mega Santikaaprilia.mega.santika-2023@vokasi.unair.ac.idKartika Putrikartika.putri-2023@vokasi.unair.ac.idRizky Amalia Sinulinggarizkyamalia@vokasi.unair.ac.idAmaliyahamaliyah@vokasi.unair.ac.idErindah Dimisyqiyanierindah-dimisyqiyani@vokasi.unair.ac.idGagas Gayuh Ajigagas.gayuh.aji@vokasi.unair.ac.id<p>Masa remaja merupakan fase penuh dinamika emosi sekaligus pencarian identitas diri, sehingga<br>pengambilan keputusan sering dipengaruhi perasaan sesaat. Kondisi ini menegaskan pentingnya<br>regulasi emosi dan kepemimpinan diri (self-leadership) dalam menjaga keseimbangan psikologis.<br>Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan representasi kepemimpinan diri dan proses pengambilan<br>keputusan emosional tokoh Riley dalam film Inside Out 2 (2024). Metode yang digunakan adalah<br>kualitatif deskriptif dengan teknik qualitative content. Data dikumpulkan melalui observasi dialog,<br>gestur, dan ekspresi, kemudian dikategorisasikan berdasarkan tema serta SDG 3 (Good Health and<br>Well-being). Hasil menunjukkan kepemimpinan diri Riley berkembang melalui tiga tahap:<br>instabilitas akibat dominasi Anxiety, pencarian validasi sosial melalui Envy, hingga penerimaan diri<br>melalui terbentuknya Sense of Self. Temuan ini menegaskan bahwa kepemimpinan diri remaja<br>terbentuk dari interaksi regulasi emosi, kebutuhan sosial, dan pematangan kognitif. Penelitian ini<br>relevan dengan SDG 3 target 3.4 tentang promosi kesehatan mental, sementara kajian selanjutnya<br>dapat memperluas objek pada media populer lain atau lintas budaya untuk memperkaya perspektif<br>global.<br>Kata Kunci: kepemimpinan diri, kecerdasan emosional, pengambilan keputusan, remaja, Inside<br>Out 2</p>2026-07-01T00:00:00+07:00Copyright (c) https://journals.upi-yai.ac.id/index.php/ikraith-humaniora/article/view/5587Pengembangan Media Pembelajaran Video Interaktif Untuk Teknik Draping Berbasis Zero Waste2025-10-23T04:43:22+07:00Umi Setiawatiumisetiawati731@gmail.comRahayu Purnamarpurnama@unj.ac.idVivi Radiona SPvradionaputri@gmail.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran berupa video interaktif untuk<br>materi teknik draping berbasis zero waste dalam pembelajaran mata kuliah fashion draping.<br>Pengembangan media dilakukan menggunakan model 4D (Define, Design, Develop, and<br>Disseminate), namun dalam penelitian ini hanya sampai tahap Develop. Instrumen pengumpulan<br>data berupa lembar penilaian yang diberikan kepada panelis ahli materi dan ahli media. Penilaian<br>bertujuan untuk mengukur kelayakan isi, tampilan visual, narasi, audio, dan interaktivitas media.<br>Hasil penilaian ahli menunjukkan bahwa media pembelajaran video interaktif yang dikembangkan<br>memperoleh rata-rata skor 3,83 (kategori sangat baik), dengan persentase kelayakan sebesar 95%<br>(kategori sangat baik). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa media video interaktif<br>teknik draping berbasis zero waste yang dikembangkan layak digunakan sebagai media<br>pembelajaran dalam Pendidikan Tata Busana.<br>Kata kunci : video interaktif, teknik draping, zero waste, pengembangan media, tata<br>busana</p>2026-07-01T00:00:00+07:00Copyright (c) https://journals.upi-yai.ac.id/index.php/ikraith-humaniora/article/view/5588PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP KINERJA MELALUI MEDIATOR KETERIKATAN KERJA PADA KARYAWAN PT X DI TANGERANG2025-10-23T04:43:25+07:00Siti Suhernisittis172@gmail.comAnastasia Sri Maryatmianastasia.sri@upi-yai.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kepuasan kerja dan gaya kepemimpinan<br>transformasional terhadap kinerja karyawan, serta menganalisis peran keterikatan kerja sebagai<br>mediator dalam hubungan tersebut pada karyawan PT X di Tangerang, khususnya di divisi HCGA-<br>Legal yang berjumlah 60 orang. Variabel eksogen dalam penelitian ini adalah kepuasan kerja<br>(X1) dan gaya kepemimpinan transformasional (X2), sedangkan variabel endogennya adalah<br>kinerja karyawan (Y), dengan keterikatan kerja sebagai variabel mediator (M). Penelitian ini<br>menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian kausalitas. Teknik pengambilan<br>sampel yang digunakan adalah total sampling, yaitu pengambilan sampel yang jumlahnya sama<br>dengan populasi. Analisis data dilakukan menggunakan teknik analisis jalur dengan bantuan<br>perangkat lunak JASP versi 0.19.3. Instrumen penelitian berupa kuesioner yang telah diuji<br>validitas dan reliabilitasnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan kerja tidak<br>berpengaruh langsung terhadap kinerja (p=0,592), namun berpengaruh signifikan terhadap<br>keterikatan kerja (p<0,016). Keterikatan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja (p<0,001).<br>Gaya kepemimpinan transformasional tidak berpengaruh langsung terhadap kinerja (p=0,266),<br>tetapi berpengaruh signifikan terhadap keterikatan kerja (p=0,021). Selain itu, keterikatan kerja<br>berperan sebagai mediator yang signifikan dalam hubungan antara kepuasan kerja dan kinerja<br>(p=0,021), serta dalam hubungan antara gaya kepemimpinan transformasional dan kinerja<br>(p=0,026). Temuan ini menegaskan bahwa keterikatan kerja berperan sebagai mediator penuh<br>yang menghubungkan kepuasan kerja dan gaya kepemimpinan transformasional dengan kinerja<br>karyawan PT X di Tangerang.<br>Kata Kunci: kepuasan kerja; gaya kepemimpinan transformasional; keterikatan kerja;<br>kinerja.</p>2026-07-01T00:00:00+07:00Copyright (c) https://journals.upi-yai.ac.id/index.php/ikraith-humaniora/article/view/5589Post-Power Syndrome Dalam Kepemimpinan: Representasi Karakter Pak Lurah Di Film Hitler Mati Di Surabaya2025-10-23T04:43:32+07:00Akbar Budi Pamungkasakbar.budi.pamungkas-2023@vokasi.unair.ac.idMuhammad Fikrimuhammad.fikri2023@vokasi.unair.ac.idErindah Dimisyqiyanierindah-dimisyqiyani@vokasi.unair.ac.idAmaliyahamaliyah@vokasi.unair.ac.id<p>Penelitian ini mengkaji fenomena post-power syndrome dalam konteks kepemimpinan melalui<br>representasi karakter Pak Lurah dalam film "Hitler Mati di Surabaya." Fokus utama penelitian<br>adalah mendeskripsikan bentuk post-power syndrome serta pengaruhnya terhadap gaya<br>kepemimpinan otoriter yang diterapkan oleh Pak Lurah. Metode yang digunakan adalah penelitian<br>kualitatif deskriptif dengan pendekatan analisis naratif terhadap elemen visual dan verbal dalam<br>film sebagai data utama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa post-power syndrome<br>menyebabkan ketidakmampuan pemimpin dalam melepaskan kekuasaan, yang tercermin dalam<br>perilaku dominan, agresif, dan kontrol berlebihan Pak Lurah, bahkan saat secara formal telah<br>pensiun. Sikap ini berkontribusi pada munculnya gaya kepemimpinan otoriter yang represif,<br>menyulitkan partisipasi bawahannya, dan berpotensi menimbulkan resistensi serta konflik internal<br>dalam organisasi. Penelitian ini relevan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs)<br>nomor 16 yang menekankan pada perdamaian, keadilan, dan kelembagaan yang kuat. Fenomena<br>yang dianalisis mencerminkan hambatan serius terhadap pencapaian tata kelola pemerintahan yang<br>transparan, demokratis, serta adil. Penelitian ini sekaligus membuka ruang refleksi untuk<br>pengembangan kepemimpinan yang adaptif, inklusif, dan responsif sebagai upaya memperkuat<br>institusi yang berkeadilan dan berkelanjutan. Implikasi kajian ini penting bagi pengembangan ilmu<br>komunikasi, kajian film, serta tata kelola pemerintahan yang mendukung keadilan dan perdamaian<br>sosial secara luas.<br>Kata kunci : Post Power Syndrome, Kepemimpinan Otoriter, Penyalahgunaan Kekuasaan</p>2026-07-01T00:00:00+07:00Copyright (c) https://journals.upi-yai.ac.id/index.php/ikraith-humaniora/article/view/5590Implementasi Pengembangan Karir Berbasis Kompetensi Pada Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Demak2025-10-23T04:44:13+07:00Maslakhatul Muzdalifahmaslakhatul2003@gmail.comVera Febrianafebianavera3@gmail.comRatih Pratiwirara@unwahas.ac.id<p>Penelitian ini mengkaji implementasi pengembangan karir berbasis kompetensi di Badan<br>Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Demak sebagai<br>bagian dari upaya meningkatkan kualitas SDMdan reformasi birokrasi. Metode kualitatif dengan<br>informan purposive digunakan untuk menggali proses pelaksanaan, tantangan, serta dampak<br>program pengembangan karir. Hasil menunjukkan program ini didukung oleh regulasi dan<br>pemanfaatan teknologi informasi untuk pemetaan kompetensi dan pelatihan yang tepat guna.<br>Kendala seperti keterbatasan waktu pelatihan, akses internet belum merata, dan perbedaan literasi<br>digital masih ada, namun program berhasil meningkatkan keterampilan teknis dan motivasi kerja<br>pegawai. Penelitian menekankan perlunya penguatan monitoring, evaluasi, dan personalisasi<br>pelatihan untuk optimalisasi implementasi pengembangan karir berbasis kompetensi di Badan<br>Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Demak.<br>Temuan ini memberikan kontribusi bagi praktik manajemen sumber daya manusia di lingkungan<br>pemerintahan daerah.<br>Kata kunci : Pengembangan Karir, Kompetensi</p>2026-07-01T00:00:00+07:00Copyright (c) https://journals.upi-yai.ac.id/index.php/ikraith-humaniora/article/view/5591Hubungan Kecerdasan Emosional Dan Spiritual Terhadap Kecenderungan Perilaku Sosial Anak Usia Sekolah Pada Lbq Saqurma2025-10-23T04:44:17+07:00Sasmita Purnamasaripurnamasarisasmita7@gmail.comInayah Wibawantiinayah.wibawanti@upi-yai.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan utuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional dan spiritual<br>terhadap kecenderungan perilaku sosial anak usia sekolah pada LBQ Saqurma. Subjek<br>penelitian ini adalah anak usia sekolah pada LBQ Saqurma yang berjumlah 82 orang.<br>Teknik pengambilan sampel yang di gunakan adalah teknik sampling jenuh. Data yang<br>dikumpulkan menggunakan skala perilaku sosial, skala kecerdasan emosional dan spiritual.<br>Analisis data menggunakan Pearson Correlation Coefficient antara variabel kecerdasan<br>emosional dan perilaku sosial didapatkan nilai koefisien korelasi sebesar (rxy₁) = 0,759<br>yang berarti ada hubungan dengan arah positif antara variabel kecerdasan emosional dan<br>kecenderungan perilaku sosial. Analisis data menggunakan Pearson Correlation<br>Coefficient antara variabel kecerdasan spiritual dan kecenderungan perilaku sosial<br>didapatkan nilai koefisien korelasi sebesar (rxy₂) = 0,655 yang berarti ada hubungan dengan<br>arah positif antara variabel kecerdasan spiritual dan kecenderungan perilaku sosial.<br>Analisis data menggunakan multivariate correlation antara variabel kecerdasan emosional<br>dan spiritual terhadap kecenderungan perilaku sosial diperoleh nilai R = 0,771 yang berarti<br>ada hubungan yang signifikan antara variabel kecerdasan emosional dan spiritual terhadap<br>kecenderungan perilaku sosial.<br>.<br>Kata kunci : perilaku sosial, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual</p>2026-07-01T00:00:00+07:00Copyright (c) https://journals.upi-yai.ac.id/index.php/ikraith-humaniora/article/view/5592Motivasi, Manajemen Waktu, dan Strategi Adaptif Mahasiswa Pekerja: Sebuah Pendekatan Kualitatif2025-10-23T04:44:20+07:00Reffala Amaliajqurrotaayun@gmail.comMuhammad Fikri Hadzamifikrihazami1609@gmail.comRatih Pratiwirara@unwahas.ac.id<p>Penelitian kualitatif deskriptif ini meneliti bagaimana mahasiswa pekerja Program Studi Manajemen<br>angkatan 2022 universitas wahid hasyim yang mempunyai pengalaman kerja minimal enam bulan<br>dapat menyeimbangkan peran ganda mereka dengan menganalisis motivasi, manajemen waktu, dan<br>strategi adaptif. Melalui wawancara mendalam dengan delapan informan, observasi, dan analisis<br>tematik, ditemukan bahwa pendorong utama mahasiswa bekerja adalah motivasi ekstrinsik berupa<br>kebutuhan finansial, yang kemudian disusul oleh keinginan untuk mandiri ekonomi dan menambah<br>pengalaman kerja. Tingginya dorongan finansial ini seringkali menjadi tantangan karena<br>berimplikasi pada manajemen waktu yang buruk, ditandai dengan keterlambatan tugas,<br>ketidakhadiran kuliah, dan stres. Namun, mahasiswa mampu bertahan dengan mengembangkan<br>strategi adaptif yang bervariasi: mereka yang dimotivasi finansial cenderung menggunakan<br>problem-focused coping (misalnya, negosiasi jadwal kerja) sementara yang dimotivasi nonfinansial<br>lebih menggunakan emotion-focused coping (seperti mencari dukungan sosial). Temuan ini<br>menegaskan bahwa motivasi adalah fondasi yang secara langsung menentukan pola manajemen<br>waktu, yang pada akhirnya membentuk jenis strategi adaptif yang digunakan mahasiswa, sekaligus<br>menyoroti pentingnya dukungan institusional perguruan tinggi untuk membantu mahasiswa pekerja<br>mencapai keseimbangan.<br>Kata kunci : Mahasiswa pekerja, motivasi, manajemen waktu, strategi adaptif, studi<br>kualitatif.</p>2026-07-01T00:00:00+07:00Copyright (c) https://journals.upi-yai.ac.id/index.php/ikraith-humaniora/article/view/5593Pengaruh Work Engagement Terhadap Kinerja Karyawan Pada Generasi Z Di Perusahaan PT Pharos Tbk2025-10-23T04:44:24+07:00Ernita Nilam Cahya Khoirun NisaKhoirunisa2580812@gmail.comRatih Pratiwirara@unwahas.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh work engagement terhadap kinerja<br>karyawan Generasi Z di PT Pharos Tbk. penelitian ini didasari oleh pentingnya peran<br>keterlibatan kerja dalam meningkatkan kinerja karyawan, khususnya pada Generasi Z<br>yang memiliki karakteristik unik seperti adaptif terhadap teknologi dan<br>mengutamakan fleksibilitas. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif<br>dengan metode survei melalui penyebaran kuesioner skala Likert kepada 70 karyawan<br>Generasi Z yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Variabel work<br>engagement diukur melalui dimensi vigor, dedication, dan absorption, sedangkan kinerja<br>karyawan diukur melalui indikator kehadiran, pencapaian target kerja, ketelitian, dan<br>proaktivitas. Data dianalisis menggunakan regresi linier berganda dengan bantuan<br>perangkat lunak SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa work engagement<br>berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan Generasi Z di PT Pharos<br>Tbk dengan nilai koefisien determinasi sebesar 95,4%. Temuan ini menegaskan bahwa<br>peningkatan keterlibatan kerja dapat menjadi strategi efektif bagi perusahaan untuk<br>mengoptimalkan kinerja karyawan Generasi Z.<br>Kata kunci : Work Engagement, Kinerja Karyawan, Generasi Z, PT Pharos Tbk</p>2026-07-01T00:00:00+07:00Copyright (c) https://journals.upi-yai.ac.id/index.php/ikraith-humaniora/article/view/5594Peran Ganda Perempuan dan Pemberdayaan Perempuan Dalam Upaya Peningkatan Pendapatan Keluarga di Kabupaten Kendal2025-10-23T04:44:28+07:00Lailatun Nisrochahlailatunnisrokhah@gmail.comDiah Ayu Wulandaridiahayuwulandari386@gmail.com<p>Fenomena peran ganda muncul ketika perempuan tidak hanya berfokus pada<br>pengelolaan rumah tangga dan pengasuhan anak, tetapi juga berperan sebagai pencari<br>nafkah melalui keterlibatan di sektor informal, UMKM, maupun perdagangan. Penelitian<br>ini bertujuan untuk menganalisis kontribusi peran ganda perempuan dan pemberdayaan<br>terhadap peningkatan pendapatan keluarga di Kabupaten Kendal. Pendekatan yang<br>digunakan adalah kualitatif deskriptif, dengan teknik pengumpulan data melalui<br>wawancara mendalam terhadap informan perempuan yang menjalankan peran<br>ganda.Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan mampu membagi tugas dengan<br>cara yang efektif meskipun menghadapi beban ganda dan keterbatasan waktu. Dukungan<br>keluarga, terutama suami, meringankan beban dan meningkatkan motivasi.<br>Pemberdayaan dapat dilihat dari kemandirian ekonomi, keterlibatan dalam pengambilan<br>keputusan rumah tangga dan akses terhadap peluang usaha. Peran ganda dan<br>pemberdayaan perempuan secara efektif mendukung kesejahteraan keluarga di<br>Kabupaten Kendal karena kontribusi ekonomi perempuan meningkatkan pendapatan<br>keluarga, mencukupi kebutuhan sehari-hari, pendidikan anak, tabungan, dan kualitas<br>hidup.<br>Kata kunci : Peran Ganda Perempuan, pemberdayaan perempuan, pendapatan keluarga,<br>kesejahteraan keluarga</p>2026-07-01T00:00:00+07:00Copyright (c) https://journals.upi-yai.ac.id/index.php/ikraith-humaniora/article/view/5595Representasi Gaya Kepemimpinan Budaya Kerja Sama Organisasi di Unit Kegiatan Mahasiswa Pencak Silat2025-10-23T04:44:32+07:00Wahyu Akbar Setyawanwahyu.akbar.setyawan-2023@vokasi.unair.ac.idMuhammad Fikrimuhammad.fikri-2023@vokasi.unair.ac.idRizky Amalia Sinulinggarizkyamalia@vokasi.unair.ac.idErindah Dimisyqiyanierindah-dimisyqiyani@vokasi.unair.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana gaya kepemimpinan<br>direpresentasikan serta memengaruhi pembentukan budaya kerja sama di Unit Kegiatan<br>Mahasiswa (UKM) Pencak Silat. Latar belakang penelitian berangkat dari pentingnya<br>kepemimpinan dalam membentuk nilai kolaboratif, khususnya dalam organisasi<br>mahasiswa yang berfungsi sebagai laboratorium kepemimpinan dan pembelajaran sosial.<br>Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan objek penelitian<br>UKM Pencak Silat di sebuah perguruan tinggi. Subjek penelitian meliputi 12 informan<br>yang terdiri atas ketua, pengurus, dan anggota aktif, dipilih melalui purposive sampling.<br>Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif,<br>dan dokumentasi, sedangkan analisis data mengikuti langkah reduksi, penyajian, dan<br>penarikan kesimpulan dengan triangulasi sumber dan metode. Hasil penelitian<br>menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan yang dominan adalah demokratis dengan<br>partisipasi aktif anggota dalam pengambilan keputusan, namun bergeser menjadi lebih<br>direktif pada kondisi mendesak, mencerminkan praktik kepemimpinan situasional. Praktik<br>kepemimpinan ini tampak melalui komunikasi dua arah, pemberian teladan, serta<br>keterlibatan anggota dalam diskusi dan kegiatan organisasi. Budaya kerja sama terbentuk<br>kuat melalui nilai kekeluargaan, solidaritas, mentoring senior-junior, serta gotong royong<br>dalam persiapan kegiatan dan pembagian tugas sesuai kemampuan anggota. Temuan ini<br>memperlihatkan keterkaitan erat antara kepemimpinan partisipatif dengan pembentukan<br>budaya kolaboratif, sementara fleksibilitas gaya kepemimpinan menjaga efektivitas<br>organisasi dalam situasi kritis. Secara teoretis, penelitian ini memperkaya kajian mengenai<br>hubungan kepemimpinan dan budaya organisasi dalam konteks organisasi mahasiswa<br>berbasis olahraga tradisional. Secara praktis, temuan ini memberikan rekomendasi bagi<br>pengurus UKM untuk menerapkan kepemimpinan adaptif, memperjelas struktur peran,<br>serta menguatkan kegiatan non-teknis yang mendukung kohesi tim. Selain itu, penelitian<br>ini turut relevan dengan agenda Sustainable Development Goals (SDGs) poin 16 terkait<br>pembangunan kelembagaan yang inklusif, partisipatif, dan berkeadilan.<br>Kata kunci : Budaya, Kepemimpinan, Kerja Sama, Organisasi Mahasiswa, Pencak Sila</p>2026-07-01T00:00:00+07:00Copyright (c) https://journals.upi-yai.ac.id/index.php/ikraith-humaniora/article/view/5596Pengaruh Work Engagement Terhadap Kinerja Karyawan Pada Generasi Z Di Perusahaan PT Pharos Tbk2025-10-23T04:44:36+07:00Ernita Nilam Cahya Khoirun NisaKhoirunisa2580812@gmail.comRatih Pratiwirara@unwahas.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh work engagement terhadap kinerja karyawan<br>Generasi Z di PT Pharos Tbk. penelitian ini didasari oleh pentingnya peran keterlibatan kerja<br>dalam meningkatkan kinerja karyawan, khususnya pada Generasi Z yang memiliki karakteristik<br>unik seperti adaptif terhadap teknologi dan mengutamakan fleksibilitas. Penelitian ini<br>menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei melalui penyebaran kuesioner skala<br>Likert kepada 70 karyawan Generasi Z yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling.<br>Variabel work engagement diukur melalui dimensi vigor, dedication, dan absorption, sedangkan<br>kinerja karyawan diukur melalui indikator kehadiran, pencapaian target kerja, ketelitian, dan<br>proaktivitas. Data dianalisis menggunakan regresi linier berganda dengan bantuan perangkat lunak<br>SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa work engagement berpengaruh positif dan signifikan<br>terhadap kinerja karyawan Generasi Z di PT Pharos Tbk dengan nilai koefisien determinasi<br>sebesar 95,4%. Temuan ini menegaskan bahwa peningkatan keterlibatan kerja dapat menjadi<br>strategi efektif bagi perusahaan untuk mengoptimalkan kinerja karyawan Generasi Z.<br>Kata kunci : Work Engagement, Kinerja Karyawan, Generasi Z, PT Pharos Tbk</p>2026-07-01T00:00:00+07:00Copyright (c) https://journals.upi-yai.ac.id/index.php/ikraith-humaniora/article/view/5597Persepsi Mahasiswa Terhadap Pentingnya Soft Skill Dalam Meningkatkan Kesiapan Kerja Studi Empiris di Kota Semarang2025-10-23T04:44:42+07:00Dwi Fadila Sabrina Rahmanfadiladwi454@gmail.comRatih Pratiwirara@unwahas.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana mahasiswa memandang peran soft skills untuk<br>mendukung kesiapan kerja mereka. Dinamika kehidupan kerja yang kian kompetitif membuat lulusan tidak<br>hanya dituntut menguasai hard skills, namun juga dituntut memiliki keterampilan nonteknis seperti<br>kemampuan berkomunikasi, bekerja sama, beradaptasi, serta mengelola diri. Dengan pendekatan kualitatif<br>melalui wawancara mendalam pada mahasiswa di Kota Semarang, diperoleh temuan bahwa mayoritas<br>mahasiswa telah menyadari pentingnya soft skills, meskipun fokus utama mereka masih banyak tertuju pada<br>capaian akademik. Penelitian ini juga mengungkap bahwa pengalaman berorganisasi, kegiatan magang,<br>maupun interaksi dalam lingkungan sosial turut membentuk cara pandang mahasiswa mengenai soft skills.<br>Berdasarkan hasil tersebut, perguruan tinggi disarankan untuk merancang kurikulum dan program<br>pengembangan diri yang lebih menekankan pada penguatan soft skills sebagai bekal utama menghadapi<br>tantangan dunia kerja.<br>Kata kunci : soft skills, kesiapan kerja, persepsi mahasiswa, kompetensi nonteknis, pendidikan tinggi.<br>ABSTRACT<br>This study aims to understand how university students perceive the role of soft skills in supporting their work<br>readiness. The increasingly competitive job market requires graduates not only to master hard skills but also<br>to develop non-technical abilities such as communication, teamwork, adaptability, and self-management.<br>Using a qualitative approach through in-depth interviews with students in Semarang, the findings indicate that<br>most students are aware of the importance of soft skills, although their main focus often remains on academic<br>achievement. The study also reveals that organizational involvement, internship experiences, and social<br>interactions play a significant role in shaping students’ perspectives on soft skills. Based on these results,<br>universities are encouraged to design curricula and self-development programs that emphasize the<br>strengthening of soft skills as essential preparation for facing the challenges of the professional world.<br>Keyword : oft skills, employability, students’ perception, non-technical competencies, higher education</p>2026-07-01T00:00:00+07:00Copyright (c) https://journals.upi-yai.ac.id/index.php/ikraith-humaniora/article/view/5598Komparasi Biaya Pemeliharaan dan Relasi Dengan Anabul Ditinjau Dari Perbedaan Generasi dan Jenis Anabul2025-10-23T04:44:46+07:00RiniRini@upi-yai.ac.id<p>Memelihara anjing dan kucing adalah sebuah komitmen jangka panjang yang bukan<br>membutuhkan pembiayaan, tapi juga relasi emosional yang mendalam. Untuk itulah penelitian ini<br>bertujuan untuk mengkaji besaran biaya rutin yang dikeluarkan oleh pemilik anabul beserta<br>dengan relasi antara pemilik anabul dengan anabul ditinjau dari perbedaan generasi dan jenis<br>anabul. Metode penelitian menggunakan sequential explanatory design dengan pendekatan<br>kuantitatif komparatif. Sampel penelitian berjumlah 330 orang yang terdiri dari 130 orang pemilik<br>anjing dan 200 orang pemilik kucing. Juga mewawancarai 30 orang subjek penelitian untuk<br>mendapat data yang lengkap. Hasil penelitian menujukan bahwa 1). Terdapat perbedaan yang<br>signifikan jumlah pengeluaran rutin bulanan untuk per ekor anabul ditinjau dari perbedaan<br>generasi. Gen Z memiliki pengeluaran rutin bulanan untuk anabul paling tinggi di<br>bandingkan dengan generasi lain. 2). Terdapat perbedaan yang signifikan jumlah<br>pengeluaran bulanan untuk perekor anabul ditinjau dari jenis anabul. Pengeluaran<br>memelihara kucing lebih tinggi dibandingkan dengan memelihara anjing. 3). Gen Z, Gen Y<br>(Milenial), maupun Gen X sama-sama menganggap anjing dan kucing peliharaannya<br>sebagai anak dengan angka persentase lebih dari 78%. Meskipun demikian, terdapat 14,3%<br>Gen X yang menganggap anjing dan kucing peliharaan hanya sebagai binatang pada<br>umumnya. 4). Pemilik anjing maupun pemilik kucing sama-sama menganggap anabul<br>sebagai anak dengan presentase lebih dari 80%.<br>Kata kunci : anabul, pemilik anjing, pemilik kucing, anjing, kucing</p>2026-07-01T00:00:00+07:00Copyright (c) https://journals.upi-yai.ac.id/index.php/ikraith-humaniora/article/view/5599PENGARUH PESAN KAMPANYE PR TERHADAP PENGENALAN MEREK (Survei Pada Followers Akun Instagram @seamakeup.id)2025-10-23T04:44:49+07:00Angelia Laboraangelialabora@gmail.comAnika Gunasihanika.gunasih@upi-yai.ac.id<p>Pertumbuhan pesat industri kecantikan lokal mencerminkan adanya peningkatan daya<br>saing kosmetik di Indonesia, sehingga mendorong merek untuk melakukan kampanye<br>Public Relations (PR) di media sosial sebagai sarana memperkenalkan produk dan<br>membangun identitas merek. Kampanye dinilai cukup efektif dalam menjangkau<br>konsumen secara lebih luas dan menciptakan hubungan yang lebih personal melalui<br>pendekatan digital yang interaktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh<br>pesan kampanye PR terhadap pengenalan merek Sea Makeup di Instagram. Landasan teori<br>yang digunakan adalah Teori Integrasi Informasi oleh Norman H. Anderson, yang<br>menyatakan bahwa sikap dan keyakinan individu terhadap suatu objek terbentuk melalui<br>proses pengolahan dan penggabungan berbagai informasi yang diterima dari berbagai<br>sumber. Pendekatan penelitian ini adalah kuantitatif dengan jenis eksplanatif. Data<br>dikumpulkan melalui survei terhadap 100 responden yang dipilih menggunakan teknik<br>purposive sampling. Data dianalisis menggunakan uji korelasi, koefisien determinasi,<br>regresi linear sederhana, serta uji t untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel. Hasil<br>penelitian menunjukkan bahwa pesan kampanye PR memiliki korelasi yang sangat kuat<br>dengan pengenalan merek, dengan nilai sebesar 0,909 dan kontribusi terhadap pengenalan<br>merek sebesar 82,6%. Adapun, untuk nilai koefisien regresi sebesar 0,916 serta hasil uji t<br>(21,536 > 1,984) menunjukkan bahwa pengaruh tersebut signifikan secara statistik.<br>Kata Kunci : Pesan Kampanye PR, Pengenalan Merek</p>2026-07-01T00:00:00+07:00Copyright (c) https://journals.upi-yai.ac.id/index.php/ikraith-humaniora/article/view/5600Analisis Strategi Komunikasi Persuasif Bank Sampah Dalam Membangun Partisipasi Masyarakat Untuk Mengelola Sampah (Studi Kasus Pada Bank Sampah Gunung Emas)2025-10-23T04:44:53+07:00Azzahra Salma Khairinaaraakhairina@gmail.comMeisyantimeisyanti@upi-yai.ac.id<p>Penelitian ini berangkat dari permasalahan krusial terkait pengelolaan sampah di Jakarta yang<br>masih mengalami minimnya keterlibatan aktif masyarakat. Di sinilah peran komunikasi persuasif<br>bank sampah untuk dapat membangun partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah. Salah satu<br>bank sampah yang melakukan komunikasi persuasif tersebut adalah Bank Sampah Gunung Emas.<br>Penelitian ini menggunakan teori integrasi informasi dan teori difusi inovasi. Pendekatan yang<br>digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif dan metode<br>penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi nonpartisipan, wawancara<br>terstruktur, studi pustaka, dokumentasi, dan internet. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa<br>strategi komunikasi persuasif yang diterapkan oleh Bank Sampah Gunung Emas meliputi<br>menentukan secara spesifik tujuan komunikasi, mengenali siapa saja kelompok sasaran, merancang<br>strategi komunikasi persuasif yang tepat dan memilih metode persuasi yang relevan. Bank Sampah<br>Gunung Emas mengoptimalkan pendekatan emosional, edukatif, serta mengedepankan nilai<br>ekonomi dan keberlanjutan untuk membentuk sikap dan perilaku masyarakat. Kesimpulannya<br>adalah strategi komunikasi persuasif yang dijalankan Bank Sampah Gunung Emas terbukti<br>dirancang secara sistematis, adaptif, serta disesuaikan dengan kondisi sosial dan ekonomi<br>masyarakat, selain itiu Strategi komunikasi persuasif Bank Sampah Gunung Emas bersifat<br>kombinatif dengan memadukan edukasi, partisipasi aktif, dan pemberian insentif dan motivasi<br>masyarakat dalam berpartisipasi mengalami perkembangan signifikan, dari faktor ekonomis tumbuh<br>menjadi kepedulian terhadap kebersihan lingkungan serta penguatan relasi sosial antarwarga.<br>Kata kunci: Strategi Komunikasi Persuasif, Bank Sampah Gunung Emas, Partisipasi<br>Masyarakat. Pengelolaan Sampah</p>2026-07-01T00:00:00+07:00Copyright (c) https://journals.upi-yai.ac.id/index.php/ikraith-humaniora/article/view/5601Analisis Dampak Komodifikasi Tari Kecak Sebagai Identitas Budaya Lokal Di Pura Luhur Uluwatu Bali2025-10-23T04:44:57+07:00Theo Andriantotheo.andrianto@student.pradita.ac.idWiwik Nirmala Sariwiwik.nirmala@pradita.ac.id<p>Penelitian ini menganalisis dampak komodifikasi Tari Kecak di Pura Luhur Uluwatu, Bali, sebagai<br>identitas budaya lokal. Komodifikasi warisan budaya, khususnya di destinasi pariwisata, menjadi<br>isu sentral yang mempertemukan manfaat ekonomi dengan negosiasi otentisitas dan identitas.<br>Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dampak komodifikasi Tari Kecak terhadap tiga<br>dimensi utama, yaitu ekonomi, sosial, dan budaya, serta implikasinya terhadap identitas budaya<br>lokal masyarakat Pecatu. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang didukung<br>wawancara, dan observasi, penelitian ini melibatkan 23 informan yang terdiri dari pengelola, ketua<br>sanggar, penari, masyarakat lokal, wisatawan, dan pihak dinas terkait. Hasil penelitian<br>menunjukkan bahwa komodifikasi memberikan manfaat ekonomi signifikan bagi masyarakat<br>lokal melalui penjualan tiket, lapangan kerja, dan efek ganda pada sektor pendukung. Hasil dari<br>sisi sosial, komodifikasi mendorong partisipasi serta kebanggaan masyarakat terhadap warisan<br>budaya, tetapi juga melahirkan identitas performatif yang dibentuk oleh ekspektasi wisatawan.<br>Hasil dari sisi budaya, pertunjukan tetap menjaga pakem narasi utama, tetapi mengalami reduksi<br>unsur sakral, sehingga otentisitas mengalami rekonstruksi di mana ritual dan hiburan berjalan<br>berdampingan. Keseluruhan, komodifikasi memperkuat visibilitas budaya Bali di tingkat global<br>sekaligus menyediakan sumber penghidupan, namun juga mengubah identitas lokal menjadi hasil<br>negosiasi antara nilai sakral dan tuntutan pasar. Penelitian ini menekankan peran ganda<br>komodifikasi sebagai peluang ekonomi sekaligus tantangan budaya, serta pentingnya pengelolaan<br>yang seimbang untuk menjaga otentisitas dan nilai komunitas.<br>Kata kunci : Dampak, Komodifikasi, Identitas Budaya, Tari Kecak, Uluwatu.</p>2026-07-01T00:00:00+07:00Copyright (c)