Penentuan Faktor Kritis Keberhasilan Implementasi ERP di Perusahaan Baja menggunakan Formulasi Keberhasilan dari DeLone & McLean 2016
Abstract
Investasi Teknologi Informasi secara global meningkat tajam. Sayangnya peningkatan investasi
tersebut ditengarai oleh Robert Solow tidak identik dengan peningkatan produktifitas. Padahal, Badan Usaha
Milik Negara Republik Indonesia telah mencanangkan dalam Sasaran Strategisnya untuk menyiapkan
Pengembangan sistem informasi yang modern, maka patut dilakukan evaluasi terhadap investasi Teknologi
Informasi tersebut. Posisi aset BUMN yang mencapai Rp 2.962 trilyun pada tahun 2011 dengan belanja modal
sebesar 142 trilyun menempatkan investasi BUMN jauh diatas belanja modal Pemerintahan secara keseluruhan
yang mencapai Rp 121 triliun pada APBN 2011. Maka investasi BUMN harus dilakukan secara tepat sasaran.
Post Implementation Review harus dilakukan untuk memetakan tingkat keberhasilan Teknologi Informasi (yang
didalamnya implementasi ERP) pada setiap perusahaan termasuk untuk BUMN. Kajian faktor kritis
keberhasilan implementasi ERP di Perusahaan Baja merupakan langkah awal dalam melakukan evaluasi
menyeluruh terhadap investasi Teknologi Informasi pada BUMN khususnya, Indonesia pada umumnya. Riset
dilakukan di PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. (PTKS) sebagai satu-satunya industri baja milik negara
(BUMN) di Indonesia. PTKS telah mengimplementasikan Enterprise Resources Planning sejak 2010. Faktor
kritis keberhasilan yang diuji meliputi: Perencanaan (Sinkronisasi antara Perencanaan SI dan Perencanaan
Bisnis), Pengorganisasian Proyek (Peran & Intensitas Manajer Proyek (PM), Struktur & Level PM), Staffing
(Kompetensi PM, Training, Peran Konsultan), Kepemimpinan (Peran Manajemen Puncak, Peran Champion
dan Efektifitas Manajemen), dan Pengendalian (Peran dan intensitas Panitia Pengarah).