INTERPRESTASI VISUAL KARYA PHILIPPE STARK “JUICY SALIF” DENGAN PENDEKATAN ESTETIKA POSTMODERNISME

  • Niken Savitri Anggraeni Universitas Persada Indonesia - Y.A.I

Abstrak

Posmodernisme adalah kecenderungan dalam budaya kontemporer ditandai oleh penolakan terhadap kebenaran obyektif dan narasi budaya global. Hal ini menekankan permainan peran bahasa, hubungan kekuasaan, dan motivasi, yang berkenaan dengan klasifikasi khusus. Posmodernisme telah mempengaruhi bidang budaya, termasuk kritik sastra, sosiologi, linguistik, arsitektur, seni visual, dan musik. Istilah Posmodernisme berasal dari kritik atas Modernitas dan kemajuan yang terkait dengan pencerahan.

Gerakan Modernisme dan Posmodernisme dipahami sebagai reaksi perubahan budaya yang menolak kemapanan masa Modernisme. Posmodernisme digunakan dalam teori kritis untuk merujuk kepada titik tolak untuk karya sastra, drama, arsitektur, film, jurnalisme, dan desain serta pemasaran, bisnis, dan dalam penafsiran hukum, budaya, dan agama. Sedangkan Modernisme ini terutama berkaitan dengan prinsip seperti identitas, persatuan, otoritas, dan kepastian sedangkan Posmodernisme sering dikaitkan dengan perbedaan, pluralitas, tekstualitas, dan skeptisisme.

Kritikus Frederic Jameson menjelaskan Posmodernisme sebagai logika budaya dominan kapitalisme akhir yang mengacu pada periode yang sama terkadang disebut dengan globalisasi, kapitalisme multinasional atau kapitalisme konsumen yang dimaksudkan bahwa peranan kaum kapitalis dan budaya massa sangat menentukan bentuk rancangan sebuah desain.

Philippe Stark sebagai salah satu desainer yang banyak menciptakan karya fenomenal yang unik menampilkan berbagai macam distorsi bentuk, dekonstruksi, dan keunikan sebagai identitas visual yang khas. Penerapan estetika Posmodernisme pada desainnya menciptakan berbagai sistem penandaan yang kompleks dan hanya dapat dimengerti secara konseptual oleh Penciptanya. Namun dengan keunikan tersebut, pengamat dapat menikmati berbagai tampilan visual yang khas melalui desain produk, interior, maupun arsitektur. Stark juga memahami penerapan elemen grafis pada setiap desainnya tidak hanya untuk memperindah namun juga sebagai media penyampaian pesan / konsep kepada Pengamat.

Diterbitkan
2021-01-26