Diskusi mengenai Suku Lamaholot dan Perubahan Iklim dalam Pengembangan Tanaman Malapari di NTT

  • Posma Sariguna Johnson Kennedy
  • Anastasia Zefanya
Keywords: Perubahan Iklim, Suku Lamaholot, Tanaman Malapari, Climate Change, Lamaholot Tribe, Malapari Plants

Abstract

Kegiatan ini merupakan diskusi mengenai pengurangan karbon dari tanaman malapari yang banyak
terdapat di Provinsi Nusa Tenggara Timur, dan hubungannya dengan suku Lamaholot terhadap perubahan
iklim. Metode yang dilakukan adalah kualitatif, melalui forum diskusi terarah dengan berbagai pihak yang
berkepentingan yaitu, pemerhati lingkungan dan karbon, pengusaha dan beberapa masyarakat dari NTT
khususnya Lembata. Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk menghadapi tantangan perubahan iklim
adalah dengan memperluas budidaya tanaman malapari yang tahan terhadap kondisi lingkungan yang keras
dan minim perawatan. Diperlukan peran serta masyarakat, khususnya masyarakat adat Lamaholot dalam
melakukan budidaya tanaman malapari.

This activity is a discussion about carbon reduction from Pongamia pinnata (Malapari) plants, which
are abundant in the East Nusa Tenggara Province, and its relationship with the Lamaholot tribe regarding
climate change. The method employed is qualitative, conducted through focused discussion forums involving
various stakeholders, including environmental and carbon observers, entrepreneurs, and members of the
community from East Nusa Tenggara, especially Lembata. One of the strategies to address the challenges of
climate change is to expand the cultivation of resilient Malapari plants that can thrive in harsh environmental
conditions with minimal maintenance. The active participation of the Lamaholot indigenous community is
essential in cultivating Malapari plants.

 

Published
2023-10-18