Penerapan Teknologi Biopori Dan Biogranul Kompos Dalam Pengelolaan Sampah Organik Di Kecamatan Sako, Palembang
Abstract
Banjir menjadi masalah yang masih belum dapat diatasi di berbagai daerah di Indonesia salah satunya
di Kelurahan Sialang Kecamatan Sako Kota Palembang. Padatnya jumlah penduduk diKelurahan Sialang
mengakibatkan jumlah lahan hijau resapan air yang beralih fungsi menjadi lahan terbangun dan sampah
rumah tangga yang menumpuk menjadi faktor utama penyebab sering terjadinya banjir. Adapun solusi yang
ditawarkan dari permasalahan tersebut yaitu penerapan teknologi biopori dan biogranul kompos di Kelurahan
Sialang. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini akan dilakukan melalui tiga tahapan yaitu penjajakan
ke lokasi mitra, pelaksanaan dan evaluasi. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini merupakan salah satu
program MBKM berupa kegiatan kolaborasi antara dosen dan mahasiswa. Jenis luaran yang ditargetkan
dalam pengabdian ini meliputi dua hal, yaitu luaran substansi teknis dari hasil kegiatan pengabdian dan luaran
yang berupa publikasi ilmiah. Hasil pelatihan pembuatan lubang resapan biopori menunjukkan bahwa warga
Kelurahan Sialang sudah berhasil membuat lubang resapan biopori. Pembuatan lubang resapan biopori telah
berhasil dilakukan dengan sistem bertahap ke setiap titik yang telah dipetakan. Respon masyarakat sangat
aktif dan antusias. Melalui Pembuatan Lubang Resapan Biopori Di Kelurahan Sialang Kecamatan Sako
Sebagai Antisipasi Pencegahan Banjir Kota Palembang, merupakan salah satu tahap agar program
pengabdian ini dapat ketahui dan akhirnya ditiru oleh warga Kota Palembang pada khususnya dan di
Indonesia pada umumnya
Flooding is the problem which still cannot be resolved in various regions in Indonesia, one of which is
in the Sialang Village, Sako District, Palembang City. The density of the population in Sialang Village has
resulted in a large amount of green water catchment area being converted into built-up land and household
waste that has accumulated to be the main factors causing frequent flooding. The solution offered for this
problem is the application of biopore technology and biogranul compost in Sialang Village. This community
service activity will be carried out through three stages, namely assessment to partner locations,
implementation and evaluation. This community service activity is one of the MBKM programs in the form
of collaborative activities between lecturers and students. The types of outputs targeted in this service include
two things, namely the output of technical substance from the results of community service activities and the
output in the form of scientific publications. The results of the training on making biopore infiltration holes
show that residents of the Sialang Village have succeeded in making biopori infiltration holes. The making
of biopore infiltration holes has been successfully carried out in a gradual system to each mapped point.
Community response was very active and enthusiastic. Through Making Biopori Infiltration Holes in Sialang
Village, Sako Sub-District as Anticipation of Palembang City Flood Prevention, is one of the stages so that
this community service program can be known and eventually imitated by Palembang City residents in
particular and in Indonesia in general