Representasi Kepemimpinan dan Kekuasaan Dalam Film “Menolak Diam (2019)”

  • Putri Hardiansyah Universitas Airlangga
  • Amaliyah Amaliyah Universitas Airlangga
  • Erindah Dimisyqiyani Universitas Airlangga
  • Rizky Amalia Sinulingga Universitas Airlangga
  • Indri Mustika Dewi Universitas Airlangga
Keywords: Representasi Kepemimpinan; Dinamika Kekuasaan; Otoritarianisme; Perlawanan Sosial; Menolak Diam; Sinema Indonesia; Partisipasi Demokratis

Abstract

ABSTRAK
Representasi kepemimpinan merupakan konstruksi simbolis dan naratif tentang kepemimpinan dalam berbagai medium budaya, termasuk sinema, yang tidak hanya merefleksikan realitas historis atau sosial, tetapi juga membentuk persepsi publik mengenai otoritas, pengaruh, dan tanggung jawab pemimpin. Penelitian ini bertujuan menganalisis secara kritis representasi kepemimpinan dan kekuasaan yang tergambar dalam film Menolak Diam (2019), dengan menem patkannya dalam konteks perjuangan sosial-politik serta narasi sejarah Indonesia yang lebih luas. Fokus penelitian menyoroti bagaimana film ini menggambarkan kepemimpinan
bukan sebagai posisi formal otoritas semata, melainkan sebagai proses dinamis yang penuh dengan keberanian moral, perlawanan, dan tanggung jawab etis dalam menghadapi struktur kekuasaan represif. Tema sentral analisis mencakup otoritarianisme, aktivisme akar rumput, serta interaksi kompleks antara dominasi dan emansipasi. Metodologi yang diterapkan adalah kualitatif, menggabungkan analisis mendalam terhadap adegan-adegan film, tinjauan pustaka komprehensif, dan triangulasi data, untuk mengkaji strategi naratif serta visual yang digunakan dalam mengilustrasikan ketegangan antara rezim represif dan kehendak kolektif untuk keadilan
serta partisipasi demokratis. Temuan utama penelitian mengungkap bahwa Menolak Diam secara kuat menggambarkan kepemimpinan sebagai bentuk perlawanan aktif yang menantang legitimasi kekuasaan otoriter, sekaligus mengekspos kontradiksi inheren dalam kekuasaan tersebut—di mana upaya membungkam dissent dan mempertahankan kontrol justru memicu kesadaran sosial serta mobilisasi massa. Representasi dalam film ini menekankan dampak negatif dari kekuasaan yang menindas, seperti pengekangan kebebasan berekspresi, marginalisasi suara-suara minoritas, dan erosi ruang demokrasi yang sehat. Di sisi lain, film
menyoroti potensi transformatif kepemimpinan yang berlandaskan integritas pribadi, solidaritas komunal, dan pemberdayaan kelompok marjinal. Secara keseluruhan, penelitian ini memberikan kontribusi signifikan pada diskursus kepemimpinan dan kekuasaan dengan menunjukkan bagaimana narasi sinematik dapat berfungsi sebagai alat kritis untuk refleksi sosial dan edukasi politik. Ia mengajak penonton serta pembaca untuk mempertimbangkan ulang nilai-nilai kepemimpinan partisipatif dan tata kelola yang akuntabel dalam masyarakat kontemporer Indonesia, di tengah tantangan demokrasi yang sedang berlangsung.

ABSTRACT
Representation of leadership Refers to the symbolic and narrative construction of leadership in various cultural media, such as cinema, which not only reflects historical or social realities, but also shapes society's perception of the authority, influence, and responsibility of leaders.This study aims to critically analyze the representation of leadership and power as depicted in the film Menolak Diam (2019), situating it within the broader context of Indonesia’s socio-political struggles and historical narratives. The research focuses on how the film portrays leadership not merely as a formal position of authority but as a dynamic and morally charged process involving
courage, resistance, and ethical responsibility in confronting oppressive power structures. Central to this analysis are the themes of authoritarianism, grassroots activism, and the complex interplay between domination and emancipation. Employing a qualitative methodology that combines detailed film scene analysis, comprehensive literature review, and data triangulation, the study investigates the narrative and visual strategies used to depict the tensions between repressive regimes and the collective will for justice and democratic participation. The findings reveal that Menolak Diam powerfully illustrates leadership as an active form of resistance that challenges the legitimacy of authoritarian power, exposing its inherent contradictions—where power seeks to silence dissent and maintain control, yet simultaneously provokes social awakening and mobilization. The film’s representation underscores the detrimental effects of oppressive power, such as the suppression of freedom, marginalization of voices, and erosion of democratic spaces, while also highlighting the transformative potential of leadership grounded in integrity, solidarity, and empowerment of the marginalized. This study contributes to the discourse on leadership and power by demonstrating how cinematic narratives can function as critical tools for social reflection and political education, encouraging audiences to reconsider the values of participatory leadership and accountable governance in contemporary society.

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2026-07-06
How to Cite
Hardiansyah, P., Amaliyah, A., Dimisyqiyani, E., Amalia Sinulingga, R., & Mustika Dewi, I. (2026). Representasi Kepemimpinan dan Kekuasaan Dalam Film “Menolak Diam (2019)” . IKRAITH-EKONOMIKA, 9(2), 97-106. https://doi.org/10.37817/ikraith-ekonomika.v9i2.5445