Implementasi Green Accounting Sebagai Upaya Keberlanjutan UMKM Tempe Di Purbalingga
Abstract
ABSTRAK
Adapun penelitian ini ditujukan untuk meneliti implementasi Green Accounting pada
pengelolaan biaya lingkungan terkait proses produksi tempe di Purbalingga. Green
Accounting didefinisikan sebagai sistem pencatatan akuntansi yang menyatukan biaya
lingkungan ke dalam laporan keuangan dengan tujuan menjaga keberlanjutan bisnis.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, dengan pengumpulan data
dilakukan melalui wawancara langsung dengan pelaku UMKM tempe. Temuan penelitian
menunjukkan bahwa penerapan Green Accounting masih sangat terbatas. Biaya terkait
lingkungan, seperti pengolahan limbah, konsumsi air, dan penggunaan listrik, belum
dicatat secara terpisah, melainkan dicampur dengan biaya operasional secara umum.
Tantangan utama yang dihadapi adalah kurangnya pengetahuan, terbatasnya dana, dan
minimnya dukungan teknis. Disamping itu, kesadaran lingkungan di kalangan pelaku
UMKM juga masih rendah, sehingga tindakan pengelolaan lingkungan sering kali bersifat
reaktif. Meskipun demikian, Green Accounting berpotensi untuk meningkatkan efisiensi
biaya, mendukung keberlanjutan usaha, dan memperbaiki hubungan dengan masyarakat
setempat. Penerapan yang efektif memerlukan pendidikan, bimbingan, dan insentif dari
pemerintah serta lembaga terkait. Penelitian ini menyimpulkan bahwa walaupun penerapan
Green Accounting masih berada pada tahap awal, pendekatan ini dapat menjadi strategi
penting untuk mendorong keberlanjutan bisnis UMKM tempe di Purbalingga.
ABSTRACT
This study aims to examine the application of Green Accounting in environmental cost
management related to tempeh production in Purbalingga. Green Accounting is an account- ing
system that integrates environmental costs into financial reports to support business sustainability.
The method used in this study was qualitative, with data collection con- ducted through direct
interviews with tempeh MSMEs. The research findings indicate that the implementation of Green
Accounting is still very limited. Environmental costs, such as waste management, water
consumption, and electricity usage, are not recorded separately but are instead mixed with general
operational costs. The main challenges faced are a lack of knowledge, limited funding, and minimal
technical support. Furthermore, environmental awareness among MSMEs is still low, resulting in
reactive environmental management actions. Nevertheless, Green Accounting has the potential to
increase cost efficiency, sup- port business sustainability, and improve relationships with the local
community. Effective implementation requires education, guidance, and incentives from the
government and rel- evant institutions. This study concludes that although the implementation of Green Ac- counting is still in its early stages, this approach can be an important strategy to promote
the sustainability of tempeh MSMEs in Purbalingga.


