PKM Puskesmas Lasi Pelatihan Survailans Keluarga Beresiko Stunting Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Motivasi Bidan Desa Di Puskesmas Lasi Tahun 2023
Abstrak
ABSTRAK
Puskesmas Lasi merupakan salah satu ujung tombak terdepan dalam pembangunan kesehatan di Kecamatan Candung. Permasalahan Prioritas adalah Pelayanan KIA & KB yang menyebabkan
rendahnya deteksi keluarga beresiko stunting dan akan meningkatkan resiko kejadian stunting. Hasil wawancara dengan mitra atas permasalah didapatkan “Pelayanan kesehatan Ibu, Anak dan KB” yang terkait dengan desa lokus stunting adalah belum adanya data keluarga beresiko stunting.Untuk mengatasi masalah dilakukan kegiatan Pelatihan surveilans keluarga beresiko stunting pada bidan desa. Pengabdian ini dilakukan adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan motivasi bidan desa untuk melakukan survailans. Subyek dalam pengabdian ini adalah bidan desa wilayah puskesmas lasi yaitu terdiri 21 orang. Metode yaitu pelatihan dengan memberikan kuisioner sebelum dan sesudah. Hasil yang didapatkan adalah peningkatan pengetahuan tentang surveilans peserta dari 23% menjadi 83%, untuk motivasi pelaksaan surveilans terjadi peningkatan motivasi dari 21% menjadi 84,5%. Kesimpulan adalah terjadi peningkatan pengetahuan dan motivasi dari bidan desa setelah diberikan pelatihan survailens keluarga berisiko stunting.
ABSTRACT
Lasi Community Health Center is one of the leading spearheads in health development in Candung District. The priority problem is MCH & family planning services which causes low detection of families at risk of stunting and will increase the risk of stunting incidents. The results of interviews with partners regarding the problem showed that "Maternal, Child and Family Health Services" related to the village, the locus of stunting, was that there was no data on families at risk of stunting. To overcome the problem, training activities were carried out on surveillance of families at risk of stunting for village midwives. This service is carried out to increase the knowledge and motivation of village midwives to carry out surveillance. The subjects of this service are village midwives in the Lasi Community Health Center area, consisting of 21 people. The method is training by giving questionnaires before and after. The results obtained were an increase in knowledge about participant surveillance from 23% to 83%, motivation for implementing surveillance increased from 21% to 84.5%. The conclusion is that there was an increase in knowledge and motivation of village midwives after being given surveillance training for families at risk of stunting.