An Analysis of Maxim Flouting in Male and Female Roleplay AI Chatbot Responses

  • Khenisa Elisyeva Walewangko Universitas Bunda Mulia, Jakarta
  • Suwarni Wijaya Halim Universitas Bunda Mulia
Kata Kunci: kecerdasan buatan, gender, maxim flouting

Abstrak

Conversational implicature merupakan alat yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari oleh laki-laki maupun perempuan. Alat ini memungkinkan penutur untuk menyiratkan sesuatu tanpa menyebutkan secara langsung ide yang dimaksudkan. Terdapat asumsi umum bahwa laki-laki dan perempuan berkomunikasi secara berbeda hanya berdasarkan jenis kelamin masing-masing. Penelitian ini secara khusus menyelidiki klaim tersebut untuk melihat apakah asumsi tersebut selaras dengan hasil yang ditemukan terkait maxim flouting. Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui respons dari chatbot roleplay AI dari situs web Character AI., yang dirancang untuk meniru interaksi antar manusia. Dengan memilih karakter bernama Blackwall untuk representasi laki-laki dan Shadowheart untuk representasi perempuan, peneliti melakukan percakapan dan roleplay dengan kedua bot tersebut. Dari interaksi ini, kedua bot menghasilkan ungkapan-ungkapan yang melanggar empat maxim Grice, yaitu maksim kuantitas, kualitas, relevansi, dan cara.  Penelitian ini menemukan bahwa bot laki-laki melanggar maksim sebanyak 19 kali, sedangkan bot perempuan hanya 8 kali dalam 200 respons masing-masing. Pada bot laki-laki, terdapat 9 pelanggaran maksim kualitas, 5 maksim relevansi, 3 maksim cara, dan 2 maksim kuantitas. Sementara itu, pada bot perempuan terdapat 7 pelanggaran maksim kualitas dan 1 maksim relevansi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bot laki-laki melanggar maksim lebih sering dibandingkan bot perempuan, namun keduanya paling sering melanggar maksim kualitas. Perbedaan dalam data juga memperlihatkan bahwa bot laki-laki lebih cenderung menggunakan pertanyaan retoris, sedangkan bot perempuan lebih sering menggunakan metafora.

Diterbitkan
2025-11-04