Dinamika Perubahan Emosi Remaja dan Relevansinya Terhadap Kepemimpinan Tokoh Utama dalam Film Inside Out 2

  • Naufal Emery Universitas Airlangga
  • Asti Evellyna Callysta Universitas Airlangga
  • Rizky Amalia Sinulingga Universitas Airlangga
  • Erindah Dimisyqiyani Universitas Airlangga
  • Amaliyah Universitas Airlangga
  • Gagas Gayuh Aji Universitas Airlangga

Abstrak

Remaja adalah tahap kritis dalam perkembangan emosional yang memengaruhi pembentukan
identitas dan manajemen diri. Studi ini menganalisis representasi perubahan emosional remaja
dalamfilmInsideOut 2 danmeneliti relevansinya terhadap pengelolaan diri karakter utama,Riley.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui penayangan berulang, dokumentasi
adegan, analisis transkrip, dan catatan naratif. Temuan menunjukkan bahwa perjalanan emosional
Riley dari “Puberty Alarm” hingga penerimaan diri menggambarkan interaksi kompleks antara
emosi primer dan sekunder. Kemunculan emosi baru seperti Kecemasan mengganggu
pengambilan keputusan, namun Riley akhirnya kembali mengendalikan emosinya melalui
manajemen diri. Kontradiksi muncul ketika upayanya untuk menekan emosi lama memperkuat
konflik batin, menunjukkan bahwa menolak emosi bukanlah solusi, sementara penerimaan
mendorong kematangan emosional. Film ini secara efektif menggambarkan peran POAC
(perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian) dalam manajemen diri remaja.
Penelitian ini menyoroti potensi media populer sebagai alat pendidikan untuk memahami
kesehatan mental dan kepemimpinan remaja, sementara studi masa depan didorong untuk
mengadopsi pendekatan komparatif dengan media lain atau mengaitkan temuan dengan konteks
budaya yang beragam.

Adolescence is a critical stage of emotional development that influences identity formation and
self-management. This study analyzes the representation of adolescent emotional changes in the
film Inside Out 2 and examines its relevance to the main character Riley’s self-management. The
research employed a qualitative approach through repeated viewing, scene documentation,
transcript analysis, and narrative notes. The findings indicate that Riley’s emotional journey from
the Puberty Alarm to self-acceptance demonstrates the complex interaction between primary and
secondary emotions. The emergence of new emotions such as Anxiety disrupted decision-making,
yet Riley eventually regained emotional control through self-management. A contradiction
appears when her attempt to suppress old emotions intensified inner conflict, showing that
rejecting emotions is not a solution, while acceptance fosters emotional maturity. The film
effectively illustrates the role of POAC(planning, organizing, actuating, controlling) in adolescent
self-management. This research highlights the potential of popular media as an educational tool
to understand mental health and youth leadership, while future studies are encouraged to adopt
comparative approaches with other media or relate findings to diverse cultural contexts.

Diterbitkan
2025-11-05